PSG pun Berharap Ada

4 hours ago 3
PSG pun Berharap Ada Suryopratomo Pemerhati Sepak Bola(MI/Seno)

MANA yang lebih baik, sepak bola menyerang dengan pressing football Paris Saint Germain ataukah pertahanan gerendel dengan serangan balik yang cepat Internazionale Milan? Jawabannya, bergantung pada siapa yang lebih memiliki keberuntungan untuk memanfaatkan peluang menjadi gol.

Final Piala Liga Europa pada Rabu (24/5) lalu menjadi pelajaran bagi PSG yang berambisi untuk bisa mengangkat Piala Liga Champions. Kesuksesan pada 31 Mei nanti di Stadion Allianz, Muenchen, akan menjadi sejarah besar bagi klub milik Nasser al-Khelaifi untuk mencetak treble pada musim ini.

Luis Enrique sukses membangun PSG pada tahun kedua kepemimpinannya. Ia sudah mempersembahkan juara pada Ligue 1 dan Minggu dini hari nanti Marquinhos dan kawankawan akan tampil dalam final Coupe de France menghadapi Reims.

Namun, Enrique harus berhati- hati saat menghadapi Inter Milan pada final Liga Champions pekan depan. Sepak bola menyerang yang mereka tampilkan bukan jaminan untuk bisa memenangi pertandingan.

Manchester United mengalami itu saat tampil dalam final Liga Europa, Rabu lalu. Begitu banyak peluang yang mereka miliki. Mulai sundulan Rasmus Hojlund, Bruno Fernandes, dan Luke Shaw hingga tendangan dari dalam kotak Amad Diallo. Namun, semua itu kalau tidak dihalau, melenceng tipis di samping gawang.

Sebaliknya, Tottenham Hotspur bisa mengubah peluang yang sebenarnya sangat kecil untuk menjadi gol menjadi penentu kemenangan mereka. Sentuhan Brennan Johnson untuk menyambut umpan di depan kotak penalti tidaklah telak. Namun, bola yang disentuhnya mengenai dada bek kiri Shaw dan berubah arah masuk ke gawang ‘Setan Merah’.

Spurs yang lebih dari empat dekade tidak pernah bisa berjaya dalam kompetisi Eropa akhirnya kembali bisa menjadi juara. Dewi Fortuna sedang berbaik hati untuk membuat Son Heung-min dan kawan-kawan bisa menutup musim kali ini dengan kenangan yang manis.

KEBERSAMAAN TIM

Setelah gagal menggunakan pendekatan ‘tim mahabintang’ dengan menyatukan Lionel Messi, Neymar Jr, dan Kyllian Mbappe, Enrique membangun PSG dengan pendekatan kolektivitas. Tanpa bintang besar, ia mengajak para pemain untuk tampil sebagai sebuah tim yang saling mengisi.

Tanpa gemerlap pemain bintang, ternyata PSG bisa cemerlang. Tiga klub besar Inggris, yakni Liverpool, Aston Villa, dan Arsenal, mampu mereka singkirkan untuk menembus final.

Sekarang segala sesuatu bisa terjadi di final. Dengan Ousmane Dembele yang semakin matang dan berada di puncak permainannya, Enrique pantas untuk percaya diri bahwa tim asuhannya akan mampu menjinakkan Inter Milan. Dembele merupakan pemain kesayangan Xavi dan sejak di Barcelona sudah diperkirakan akan menjadi bintang karena gaya bermain yang tenang, teknik bola tinggi, dan memiliki kecepatan.

Dembele tidak ubahnya bintang muda Barcelona Lamine Yamal, yang akan mengancam pertahanan Inter. Kecerdikan dan ketajaman dalam melihat kesempatan akan membuat tiga center-back Inter, Yann Aurel Bisseck, Francesco Acerbi, dan Alessandro Bastoni harus bekerja keras untuk mengendalikannya.

Tujuh gol yang mereka ciptakan dalam dua pertandingan terakhir Ligue 1 menunjukkan ketajaman barisan depan PSG. Dua penyerang sayap Bradley Barcola dan Khvicha Kvaratskhelia akan menjadi ancaman lain bagi kiper Yann Sommer.

Tantangan terberat yang harus dihadapi PSG ialah memenangi pertarungan di lapangan tengah. Dengan lima pemain yang ditempatkan pelatih Simone Inzaghi di jantung permainan, sulit untuk menembus pertahanan Inter.

Tim sekelas Barca pun kesulitan untuk membongkar pertahanan Inter. Hanya karena kreativitas dan keberanian dari pemain seperti Yamal dan Raphinha, Barca bisa menjebol gawang Sommer.

Tugas berat dipikul playmaker Vitinha. Gelandang asal Portugal itu tidak boleh gentar dan harus berani menghadapi 'kejahilan' para pemain Inter yang sangat terlatih untuk menahan dengan berbagai cara gerakan pemain yang dianggap berbahaya.

Persaingan untuk menjadi pengatur serangan yang lebih piawai dengan Nicolo Barella menarik ditunggu. Barella memiliki postur tubuh hampir sama dengan Vitinha dan sama kreatifnya untuk menciptakan peluang.

SERANGAN BALIK 

Apabila Inter bisa memenangi pertarungan di lapangan tengah, PSG akan menghadapi ancaman besar. Inter mempunyai dua penyerang yang sangat lìcin dan oportunis, yaitu Lautaro Martinez dan Marcus Thuram.

Variasi serangan Inter juga sangat sulit untuk ditebak. Bahkan ketika bisa memotong bola lawan di lapangan tengah, mereka dengan cepat bisa berubah menjadi ancaman berbahaya bagi tim lawan.

Gol pertama Inter ke gawang Barca di pertandingan kedua merupakan salah satu contoh betapa berbahayanya serangan balik pemain Inter. Ketika Dimarco berhasil mencuri bola dari kaki Dani Olmo, dengan cepat bola dioperkan ke Thuram yang masuk ke kotak penalti. Saat pemain belakang Barca mencoba menutup ruang tembak, bola dioperkan ke kaki Martinez yang berdiri bebas di mulut gawang Barca.

Marquinhos harus mengatur empat rekannya di belakang untuk mewaspadai gerakan dua penyerang Inter itu. Dengan Achraf Hakimi di kanan dan Nuno Mendes di kiri, PSG mempunyai pertahanan yang cukup solid.

Pertandingan final Liga Champions merupakan ujian bagi para penyerang karena kedua tim memiliki kiper kelas wahid. Baik Sommer maupun Gianluigi Donnarumma menjadi palang pintu yang bisa diandalkan Inter dan PSG.

Yang menggagalkan mimpi Arsenal untuk bisa mengangkat Piala Champions ialah Donnarumma. Kiper asal Italia yang tinggi besar itu sangat cekatan untuk menghalau semua bola yang mengarah ke gawangnya.

Tidak salah apabila Inter perlu berharap juga akan datangnya keberuntungan. Seperti ketika mereka mampu memaksa Barca memainkan perpanjangan waktu saat Acerdi menyamakan kedudukan 3-3 pada menit-menit terakhir waktu pertandingan normal.

Keberuntungan itu bahkan berlanjut ketika mereka mencetak gol kemenangan pada masa perpanjangan waktu. Sekarang keberuntungan itu akan lebih berarti karena diperlukan untuk bisa menaklukkan Donnarumma.

Hal yang sama tentunya akan menentukan kesuksesan PSG untuk mencetak treble. Sommer tampil luar biasa untuk mematahkan semua peluang yang dimiliki Arsenal. Kehebatan Dembele ataupun Hakimi akan paripurna kalau mereka dipayungi Dewi Fortuna.

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |