Mengenal Aritmia, Gangguan Jantung yang Bisa Menyebabkan Kematian

1 week ago 16
Mengenal Aritmia, Gangguan Jantung yang Bisa Menyebabkan Kematian Ilustrasi(Freepik)

ARITMIA mungkin belum begitu dikenal seperti gangguan jantung lainnya. Kebanyakan orang mengganggap aritmia seperti penyakit biasa. Padahal, penyakit ini bisa menyebabkan henti jantung pada seseorang. 

Jantung merupakan organ vital yang memiliki fungsi untuk memompa darah ke seluruh tubuh guna mendistribusikan oksigen dan nutrisi. Apabila jantung memiliki gangguan pada iramanya, maka bisa disebut dengan aritmia. 

Aritmia merupakan gangguan pada irama jantung yang meliputi pembentukan listrik dan penjajarannya. Hal ini bisa membuat irama jantung lebih cepat, lebih lambat, maupun degup jantung yang tidak teratur. 

Gangguan aritmia ini dapat membuat fungsi jantung memompa darah ke seluruh tubuh menjadi tidak efektif. 

MI/Rany Siahaan--Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Subspesialis Aritmia Dony Yugo Hermanto

Secara normal, jantung berdetak secara teratur 50-100 kali per menit. Aritmia dapat dibedakan menjadi tiga kelompok besar, yakni bradikardia, takikardia, dan ekstra sistol. 

Bradikardia merupakan kondisi jantung berdetak lebih lambat, yakni kurang dari 60 kali per menit. Takikardia adalah kondisi di mana jantung berdetak lebih cepat dengan ditandai denyut jantung lebih dari 100 kali per menit. Sedangkan ekstra sistol merupakan keadaan di mana terdapat denyut jantung ekstra walaupun laju nadi tetap normal. 

“Kita bisa melakukan Menari (Meraba Nadi Sendiri). Laju nadi normal itu 50-100 kali per menit. Kalau nadi kita berdenyut cepat itu bisa dinamakan takikardia, sebaliknya kalau nadi kita berdenyut lambat dinamakan dengan bradikardia,” ujar Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Subspesialis Aritmia Dony Yugo Hermanto saat acara bersama RSPI di Jakarta Selatan, Rabu (5/3). 

Apabila seseorang mengalami henti jantung ketika beraktivitas, hal pertama yang dilakukan adalah memberikan pertolongan yaitu melakukan pijat jantung dan jangan diberikan apapun setelah pasien sadar. 

“Kalau ketemu dengan orang yang henti jantung, jangan diberikan minum, tetapi lakukan pijat jantung kepada pasien dan juga pastikan lingkungan sekitar aman. Kalau ada orang terdekat segera meminta bantuan untuk panggil ambulance dan terus cek respon dari si pasien,” ungkap Dony. 

Sebagian orang mengatakan perempuan lebih mengalami resiko gangguan pada jantung. Padahal baik laki-laki maupun perempuan bisa mengalami resiko penyakit aritmia. Hal itu harus dilihat bagaiman irama jantung yang dirasakan. 

“Hal itu tergantung dari jenis gangguan iramanya. Gangguan irama ini ada banyak kasusnya, salah satunya nadi berdenyut cepat. Sebenarnya hal ini tidak melihat dari gender, jadi bisa menimpa siapa saja. Dan tentunya bisa terkena kepada anak-anak yang baru lahir,” kata Dony. 

Gejala Aritmia 

Secara umum, tidak semua pasien aritmia merasakan adanya gejala khusus. Namun, beberapa orang yang mengalami penyakit ini mengeluhkan gejala sebagai berikut: 

  • Pingsan
  • Jantung berdebar lebih cepat dari biasanya 
  • Sesak napas
  • Cepat Lelah 

Diagnosis Aritmia 

Apabila mengalami gejala aritmia, dokter akan menganjurkan pasien dengan melakukan beberapa pemeriksaan berikut untuk menilai irama jantung pasien. 

  • Elektrokardiogram (EKG): melakukan aktivitas listrik jantung dalam 1 waktu. 
  • Holter monitoring: merekam aktivitas listrik jantung pasien selama seharian, termasuk saat beraktivitas.
  • Studi listrik jantung (electrophysiological study): metode invasif yang dapat dengan pasti menentukan tipe gangguan irama yang terjadi. 

Penanganan Penyakit Aritmia 

Pada dasarnya, pengobatan aritmia memiliki tujuan untuk mengatasi irama jantung yang tidak teratur. Metode yang dilakukan tergantung dari jenis gangguan yang dialami. 

Selain itu, penanganan yang akan diberikan oleh dokter juga disesuaikan dengan tingkat keparahan dan kondisi pasien. 

Berikut beberapa metode penanganan aritmia jantung yang dapat dilakukan: 

1. Pemasangan pacemaker atau alat pacu jantung 

Seperangkat alat kecil yang terdiri dua bagian, yaitu generator dan kabel timah (elektroda). Generator ini berfungsi sebagai penghasil sinyal listrik. 

Sedangkan elektroda berfungsi sebagai kabel yang menyalurkan sinyal listrik ke jantung. Hal ini dilakukan untuk memacu jantung secara normal kembali. 

2. Pemasangan implantable cardioverter-defribilator (ICD) 

Memasukkan alat kabel yang akan masuk ke dalam jantung. Kabel ini memiliki fungsi untuk melihat aktivitas listrik jantung normal atau tidak. Kabel ini akan dimasukkan ke dalam pembuluh darah  di dekat tulang selangka. 

3. Pemasangan ablasi kateter jantung 

Kateter ini bisa dimasukkan melalui pangkal paha, bahu, ataupun leher. Hal ini dilakukan untuk menghancurkan sebagian kecil jaringan di jantung yang menyebabkan gangguan impuls jantung. Pemasangan kateter ini bertujuan untuk menjaga denyut jantung normal kembali. 

4. Obat-obatan 

Dokter bisa memberikan obat antiaritmia dan obat pengencer darah untuk menurunkan resiko terjadinya penggumpalan darah. (Z-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |