MayDay di Semarang Ricuh, 24 Mahasiswa Ditangkap dan Ratusan Lainnya Terkepung

9 hours ago 7
MayDay  di Semarang Ricuh, 24 Mahasiswa Ditangkap dan Ratusan Lainnya Terkepung Ilustrasi(MI/Akhmad Safuan)

PERINGATAN hari buruh (May Day) di Kota Semarang diwarnai aksi unjukrasa di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah berlangsung ricuh, 24 mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi ditangkap dan ratusan mahasiswa lainnya terkurung di kampus Undip lama di Peleburan, Semarang.

Pemantauan Media Indonesia hingga Kamis (1/5) maiam suasana depan kantor Gubernur Jawa Tengah di Jalan Pahlawan, Kota Semarang sudah lenggang, setelah beberapa jam sebelumnya terjadi kericuhan antara mahasiswa dengan aparat kepolisian dalam aksi unjukrasa peringatan hari buruh (May Day) sekitar pukul 17.00 WIB.

Keterangan masih terlihat di Kampus Undip laga di  Peleburan, Semarang karena ada ratusan mahasiswa yang melarikan diri dari kejaran aparat kepolisian masih tetap bertahan di kampus itu menuntut pembebasan mahasiswa yang ditangkap dan yang masih tertahan di kampus, penghentian kekerasan aparat, pecat Kapolrestabes Semarang dan tarik aparat dan preman dari lokasi pengepungan.

Sementara itu ada 24 mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi di Kota Semarang dan aktivitas pers kampus yang ditahan oleh aparat kepolisian saat terjadi kericuhan tersebut. "Ada 24 mahasiswa yang ditangkap dan ditahan di Polrestabes Semarang dan 400 mahasiswa terjebak dalam pengepungan aparat dan preman di dalam kampus  membutuhkan bantuan logistik," kata  Fajar Dhika dari LBH Semarang Kamus (1/5) malam.

Kericuhan antara pengunjukrasa dan aparat kepolisian, lanjut Fajar Dhika, tergadi sekitar pukul 17.30 WIB, ketiga tiba-tiba aparat menembakkan gas air mata dan menyemprotkan water cannon ke arah massa aksi, sehingga menimbulkan kepanikan dan banyak mahasiswa mengalami sesak napas, bahkan dikejar hingga masuk ke kampus lama Undip, di  Pleburan.

Selain itu juga banyak mahasiswa dan pers kampus dipukul dan ditangkap, ungkap Fajar Dhika, sebagian kini diamankan di Polrestabes Semarang, sejumlah motor milik peserta aksi juga hilang serta ada sekitar 400 mahasiswa terjebak dalam pengepung aparat dan preman.

Kepala Bidang Humas Polda Jawa Tengah Kombes Artanto mengatakan aksi unjuk rasa pada awalnya berlangsung kondusif, bahkan para buruh sudah bersiap untuk membubarkan diri, namun sekitar pukul 17.15 WIB sejumlah demonstran mulai melempari botol, batu, hingga pagar pembatas taman di Jalan Pahlawan ke arah halaman kantor Gubernur Jateng. 

"Ada sekelompok massa yang bukan termasuk bagian serikat buruh yang sengaja memicu kericuhan di lokasi yaitu kelompok anarko yang bergabung dengan kelompok mahasiswa lainnya yang melakukan aksi unjuk rasa anarkis," ujar Artanto.

Menanggapi serangan itu, menuru Artanto, ratusan personel polisi diterjunkan untuk membubarkan massa yakni dengan melepaskan tembakan gas air mata, menyiram air dari water cannon dan menghampiri dengan kendaraan bermotor. "Petugas pendorongan pengunjukrasa anarkis sesuai dengan aturan SOP yang ada di kepolisian," imbuhnya. (H-2)

Sejumlah orang yang disebut provokator, demikian Artanto, ditangkap dan dibawa ke Polrestabes Semarang menggunakan mobil truk penumpang milik polisi untuk dilakukan pemeriksaan, sehingga kondisi dapat terkendali dan kembali kondusif hingga seluruh peserta aksi bubar.

Sementara itu berdasarkan data dihimpun di Polrestabes Semarang, hingga hampir tengah malam setidaknya ada 24 mahasiswa yang ditangkap dan masih menjalani pemeriksaan yakni Ariq (FH Undip), Abiyu Faiq (FT Undip), Ravi (FT Undip), Kipo (FT Undip), Rizqo (Vokal Upgris), Akmal, Satrio Gilang (FISIP Undip), Imam Morezki (FH Undip), AFTA unnes dan David upgris.

Selain itu mahasiswa lain yakni Ahmad Faidho UIN ushuludin, Kemal (FMIPA Unnes), Dafa Iksan Nabil (LPM Justisia, UIN), Dedi Lazuardi (LPM Justisia, UIN), Jovan (Feb), Yeri (AMP), Yosep (AMP), Ghani (Unissula), Andi muhammad irfan, Thoriq Zafar, Fikhar Azqeel, Rahmat Hidayat, Kholid Irsyad dan Zamroni. (H-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |