Luncurkan Program Genting, Kemendukbangga Bedah Rumah Keluarga Berisiko Stunting

4 hours ago 4
Luncurkan Program Genting, Kemendukbangga Bedah Rumah Keluarga Berisiko Stunting Peluncuran program Genting sekaligus bedah rumah keluarga berisiko stunting di Tangerang.(Dok. Kemendukbangga/BKKBN)

KEMENTERIAN Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN bersama BNI meluncurkan Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) di Kota Tangerang, Banten. Salah satu hal yang dilakukan dalam program tersebut adalah dengan melakukan renovasi atau bedah rumah keluarga berisiko stunting.

Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Wihaji, di kesempatan itu melakukan penurunan asbes di rumah keluarga berisiko stunting di Desa Panunggangan, Kecamatan Pinang.

Di sela-sela kunjungan dinas, Menteri Wihaji menegaskan pentingnya gerakan gotong royong sebagai gerakan moral dan sosial dalam rangka percepatan penurunan stunting dan melindungi masa depan bangsa.

Sebagai salah satu upaya percepatan penurunan stunting, juga dihadirkan program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting. Gerakan ini tidak hanya terkait bantuan makanan, tetapi juga mencakup intervensi gizi, edukasi parenting, pendampingan psikososial, hingga perbaikan lingkungan tempat tinggal yang layak.

“BNI berkomitmen untuk memberikan bantuan nutrisi dan bahan makanan bergizi kepada 200 anak stunting serta program non gizi berupa perbaikan rumah tidak layak huni serta perbaikan jamban,” ujar Pemimpin wilayah 10 PT. BNI Tbk, Anak Agung Agustiya Novitayanti, juga ikut ke lokasi bedah rumah.

Penanganan Stunting di Tangerang

Walikota Tangerang Sachruddin menjelaskan bahwa Pemerintah Kota Tangerang telah menjalankan berbagai intervensi dan sinergi lintas sektor seperti program Satu Telur Satu Minggu (Sate Sami) dari seluruh pegawai pemerintah untuk balita berisiko stunting, pemberian makanan tambahan untuk ribuan balita dan ibu hamil, serta penguatan lebih dari 1.000 posyandu di 13 kecamatan.

“Selain pendekatan gizi dan kesehatan, Pemerintah Kota Tangerang juga telah menempuh langkah holistik dengan memperbaiki rumah tidak layak huni. Hingga pertengahan tahun 2025, sebanyak 8.656 unit rumah telah diperbaiki, dan ditargetkan 1.000 unit lagi akan rampung di tahun ini,” ucap Sachruddin.

Sebagai bentuk apresiasi, Kota Tangerang dipercaya menjadi tuan rumah puncak Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-32 tahun ini. Pemkot menyambut penunjukan ini dengan komitmen untuk terus menghadirkan kebijakan yang berpihak pada keluarga.

Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, prevalensi stunting nasional telah turun menjadi 19,8%. Sementara Kota Tangerang telah mencatat capaian yang membanggakan yakni 11,2%. Artinya, prevalensi stunting di Kota Tangerang lebih rendah dari rata-rata Provinsi Banten (21,1%). Bahkan, angka ini telah melampaui target nasional 2029 yakni 14%. Hal ini menjadi bukti bahwa kepemimpinan lokal dan kolaborasi lintas sektor berhasil membawa wujud penurunan stunting secara nyata.

Hingga saat ini, dari 72.182.781 keluarga di Indonesia, terdapat sekitar 8,6 juta Keluarga Berisiko Stunting (KRS). Demi menurunkan angka stunting itu, pemerintah lewat Kemendukbangga/BKKBN melakukan intervensi dengan meminimalisir penyebab KRS.*
(H-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |