Leher Bruntusan, Penyebab & Cara Mengatasi

3 hours ago 3
Leher Bruntusan, Penyebab & Cara Mengatasi Ilustrasi Gambar tentang Leher Bruntusan, Penyebab & Cara Mengatasi(Media Indonesia)

Kulit leher yang terasa kasar dan berbintik-bintik tentu bisa mengganggu kenyamanan serta penampilan. Kondisi ini, yang sering disebut bruntusan, bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari iritasi ringan hingga masalah kesehatan yang lebih kompleks. Memahami penyebab bruntusan di leher adalah langkah awal untuk menemukan solusi yang tepat dan efektif. Artikel ini akan mengupas tuntas berbagai penyebab umum bruntusan di leher dan memberikan panduan lengkap tentang cara mengatasinya, sehingga Anda bisa mendapatkan kembali kulit leher yang halus dan sehat.

Penyebab Umum Bruntusan di Leher

Bruntusan di leher bukanlah suatu penyakit spesifik, melainkan sebuah gejala yang bisa timbul akibat berbagai kondisi. Berikut adalah beberapa penyebab paling umum:

1. Dermatitis Kontak: Ini adalah penyebab paling sering bruntusan di leher. Dermatitis kontak terjadi ketika kulit bersentuhan dengan zat iritan atau alergen. Iritan adalah zat yang dapat merusak lapisan pelindung kulit, sementara alergen memicu reaksi alergi. Contoh iritan meliputi sabun yang keras, deterjen, parfum, losion, dan bahkan keringat yang berlebihan. Alergen yang umum menyebabkan dermatitis kontak di leher termasuk logam (seperti nikel pada perhiasan), pewarna pada pakaian, dan bahan kimia tertentu dalam produk perawatan kulit.

2. Folikulitis: Folikulitis adalah peradangan pada folikel rambut, yaitu tempat tumbuhnya rambut. Kondisi ini sering disebabkan oleh infeksi bakteri, terutama Staphylococcus aureus. Folikulitis bisa muncul sebagai bintik-bintik merah kecil yang gatal atau nyeri di sekitar folikel rambut. Mencukur atau waxing rambut di leher dapat meningkatkan risiko folikulitis.

3. Jerawat: Meskipun lebih sering terjadi di wajah, jerawat juga bisa muncul di leher. Jerawat terjadi ketika pori-pori kulit tersumbat oleh minyak (sebum), sel kulit mati, dan bakteri. Perubahan hormon, stres, dan penggunaan produk perawatan kulit yang tidak cocok dapat memicu jerawat di leher.

4. Biang Keringat (Miliaria): Biang keringat terjadi ketika keringat terperangkap di bawah kulit karena saluran keringat tersumbat. Kondisi ini sering terjadi pada cuaca panas dan lembap, atau saat mengenakan pakaian yang ketat dan tidak menyerap keringat. Biang keringat biasanya muncul sebagai bintik-bintik kecil berwarna merah atau putih yang terasa gatal atau perih.

5. Keratosis Pilaris: Keratosis pilaris adalah kondisi kulit yang umum dan tidak berbahaya, ditandai dengan bintik-bintik kecil kasar yang menyerupai kulit ayam. Bintik-bintik ini disebabkan oleh penumpukan keratin, protein yang melindungi kulit dari zat berbahaya dan infeksi. Keratosis pilaris sering terjadi di lengan atas, paha, dan bokong, tetapi juga bisa muncul di leher.

6. Infeksi Jamur: Infeksi jamur, seperti Tinea versicolor, dapat menyebabkan bercak-bercak kecil berwarna terang atau gelap di kulit leher. Infeksi ini lebih sering terjadi pada orang yang tinggal di daerah tropis atau memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.

7. Alergi Makanan atau Obat: Reaksi alergi terhadap makanan atau obat-obatan tertentu dapat menyebabkan ruam kulit, termasuk bruntusan di leher. Ruam alergi biasanya disertai dengan gejala lain seperti gatal-gatal, biduran, atau pembengkakan.

8. Eksim (Dermatitis Atopik): Eksim adalah kondisi kulit kronis yang menyebabkan kulit menjadi kering, gatal, dan meradang. Eksim bisa muncul di berbagai bagian tubuh, termasuk leher. Kondisi ini seringkali bersifat genetik dan dapat dipicu oleh alergen, iritan, atau stres.

9. Psoriasis: Psoriasis adalah penyakit autoimun yang menyebabkan sel-sel kulit tumbuh terlalu cepat, sehingga membentuk bercak-bercak tebal, merah, dan bersisik. Psoriasis bisa muncul di berbagai bagian tubuh, termasuk leher.

10. Gigitan Serangga: Gigitan serangga, seperti nyamuk, kutu, atau tungau, dapat menyebabkan bintik-bintik merah yang gatal di leher.

Cara Mengatasi Bruntusan di Leher

Pengobatan bruntusan di leher tergantung pada penyebabnya. Berikut adalah beberapa cara mengatasi bruntusan di leher berdasarkan penyebabnya:

1. Dermatitis Kontak:

  • Identifikasi dan Hindari Iritan atau Alergen: Langkah pertama adalah mencari tahu zat apa yang menyebabkan iritasi atau alergi pada kulit Anda. Perhatikan produk-produk yang Anda gunakan di leher, seperti sabun, losion, parfum, atau perhiasan. Jika Anda mencurigai suatu zat tertentu, hentikan penggunaannya dan lihat apakah bruntusan membaik.
  • Gunakan Sabun dan Losion yang Lembut: Pilih sabun dan losion yang bebas pewangi, pewarna, dan bahan kimia keras lainnya. Produk-produk ini cenderung lebih lembut pada kulit dan tidak menyebabkan iritasi.
  • Oleskan Krim Kortikosteroid: Krim kortikosteroid dapat membantu mengurangi peradangan dan gatal-gatal. Anda bisa mendapatkan krim kortikosteroid ringan (seperti hidrokortison) di apotek tanpa resep dokter. Namun, jika bruntusan parah atau tidak membaik dengan krim hidrokortison, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan resep krim kortikosteroid yang lebih kuat.
  • Kompres Dingin: Kompres dingin dapat membantu meredakan gatal dan peradangan. Basahi kain bersih dengan air dingin dan tempelkan pada leher selama 15-20 menit beberapa kali sehari.
  • Gunakan Pelembap: Pelembap dapat membantu menjaga kelembapan kulit dan mencegah iritasi lebih lanjut. Oleskan pelembap setelah mandi atau mencuci leher.

2. Folikulitis:

  • Jaga Kebersihan Kulit: Cuci leher secara teratur dengan sabun antibakteri untuk membunuh bakteri penyebab folikulitis.
  • Hindari Mencukur atau Waxing: Jika memungkinkan, hindari mencukur atau waxing rambut di leher. Jika Anda harus mencukur, gunakan pisau cukur yang bersih dan tajam, serta krim cukur yang lembut. Cukur searah dengan pertumbuhan rambut untuk mengurangi risiko iritasi.
  • Gunakan Kompres Hangat: Kompres hangat dapat membantu membuka pori-pori dan mengeluarkan nanah dari folikel yang terinfeksi. Basahi kain bersih dengan air hangat dan tempelkan pada leher selama 15-20 menit beberapa kali sehari.
  • Oleskan Krim Antibiotik: Krim antibiotik dapat membantu membunuh bakteri penyebab folikulitis. Anda bisa mendapatkan krim antibiotik ringan di apotek tanpa resep dokter. Namun, jika folikulitis parah atau tidak membaik dengan krim antibiotik, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan resep antibiotik oral.

3. Jerawat:

  • Cuci Leher Secara Teratur: Cuci leher dua kali sehari dengan sabun yang lembut dan bebas minyak untuk menghilangkan minyak dan kotoran yang dapat menyumbat pori-pori.
  • Gunakan Produk Perawatan Kulit yang Mengandung Asam Salisilat atau Benzoil Peroksida: Asam salisilat dan benzoil peroksida adalah bahan-bahan yang dapat membantu membuka pori-pori dan membunuh bakteri penyebab jerawat. Anda bisa mendapatkan produk perawatan kulit yang mengandung bahan-bahan ini di apotek.
  • Hindari Memencet Jerawat: Memencet jerawat dapat memperburuk peradangan dan menyebabkan jaringan parut.
  • Konsultasikan dengan Dokter Kulit: Jika jerawat di leher parah atau tidak membaik dengan perawatan di rumah, konsultasikan dengan dokter kulit untuk mendapatkan perawatan yang lebih kuat, seperti retinoid atau antibiotik oral.

4. Biang Keringat (Miliaria):

  • Jaga Kulit Tetap Sejuk dan Kering: Hindari aktivitas yang menyebabkan Anda berkeringat berlebihan. Jika Anda berkeringat, segera mandi atau ganti pakaian yang basah.
  • Kenakan Pakaian yang Longgar dan Menyerap Keringat: Pilih pakaian yang terbuat dari bahan katun atau linen yang memungkinkan kulit bernapas.
  • Gunakan Bedak Tabur: Bedak tabur dapat membantu menyerap keringat dan menjaga kulit tetap kering.
  • Oleskan Krim Kalamin: Krim kalamin dapat membantu meredakan gatal dan peradangan.

5. Keratosis Pilaris:

  • Eksfoliasi Kulit Secara Teratur: Eksfoliasi dapat membantu mengangkat sel-sel kulit mati yang menumpuk dan menyebabkan bintik-bintik kasar. Anda bisa menggunakan scrub lembut atau losion yang mengandung asam laktat atau asam salisilat.
  • Gunakan Pelembap: Pelembap dapat membantu menjaga kelembapan kulit dan mengurangi kekeringan.
  • Hindari Mandi Air Panas Terlalu Lama: Mandi air panas dapat membuat kulit menjadi kering dan memperburuk keratosis pilaris.
  • Konsultasikan dengan Dokter Kulit: Jika keratosis pilaris parah atau mengganggu penampilan, konsultasikan dengan dokter kulit untuk mendapatkan perawatan yang lebih kuat, seperti krim retinoid atau laser.

6. Infeksi Jamur:

  • Gunakan Krim Antijamur: Krim antijamur dapat membantu membunuh jamur penyebab infeksi. Anda bisa mendapatkan krim antijamur di apotek tanpa resep dokter.
  • Jaga Kulit Tetap Kering: Jamur tumbuh subur di lingkungan yang lembap. Jaga kulit leher tetap kering dengan mengeringkannya secara menyeluruh setelah mandi atau berolahraga.
  • Hindari Berbagi Handuk atau Pakaian: Infeksi jamur dapat menular melalui kontak langsung. Hindari berbagi handuk atau pakaian dengan orang lain.
  • Konsultasikan dengan Dokter: Jika infeksi jamur tidak membaik dengan krim antijamur, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan obat antijamur oral.

7. Alergi Makanan atau Obat:

  • Identifikasi dan Hindari Alergen: Langkah pertama adalah mencari tahu makanan atau obat apa yang menyebabkan reaksi alergi. Jika Anda mencurigai suatu zat tertentu, hentikan konsumsinya dan lihat apakah bruntusan membaik.
  • Minum Antihistamin: Antihistamin dapat membantu meredakan gejala alergi, seperti gatal-gatal dan ruam kulit. Anda bisa mendapatkan antihistamin di apotek tanpa resep dokter.
  • Konsultasikan dengan Dokter: Jika reaksi alergi parah atau disertai dengan gejala lain seperti kesulitan bernapas atau pembengkakan, segera cari pertolongan medis.

8. Eksim (Dermatitis Atopik):

  • Gunakan Pelembap Secara Teratur: Pelembap adalah kunci untuk mengelola eksim. Oleskan pelembap beberapa kali sehari, terutama setelah mandi atau mencuci leher.
  • Hindari Iritan dan Alergen: Hindari sabun yang keras, deterjen, parfum, dan bahan kimia lainnya yang dapat mengiritasi kulit.
  • Mandi Air Hangat: Mandi air panas dapat membuat kulit menjadi kering dan memperburuk eksim. Mandi air hangat selama 10-15 menit.
  • Oleskan Krim Kortikosteroid: Krim kortikosteroid dapat membantu mengurangi peradangan dan gatal-gatal. Anda bisa mendapatkan krim kortikosteroid ringan (seperti hidrokortison) di apotek tanpa resep dokter. Namun, jika eksim parah atau tidak membaik dengan krim hidrokortison, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan resep krim kortikosteroid yang lebih kuat.
  • Konsultasikan dengan Dokter Kulit: Jika eksim parah atau tidak membaik dengan perawatan di rumah, konsultasikan dengan dokter kulit untuk mendapatkan perawatan yang lebih kuat, seperti imunomodulator topikal atau fototerapi.

9. Psoriasis:

  • Gunakan Pelembap Secara Teratur: Pelembap dapat membantu menjaga kelembapan kulit dan mengurangi kekeringan.
  • Oleskan Krim Kortikosteroid: Krim kortikosteroid dapat membantu mengurangi peradangan dan gatal-gatal. Anda bisa mendapatkan krim kortikosteroid dengan resep dokter.
  • Gunakan Obat Topikal Lainnya: Ada berbagai obat topikal lain yang dapat membantu mengobati psoriasis, seperti analog vitamin D, retinoid topikal, dan inhibitor calcineurin. Dokter Anda akan menentukan obat mana yang paling cocok untuk Anda.
  • Fototerapi: Fototerapi menggunakan sinar ultraviolet untuk membantu memperlambat pertumbuhan sel-sel kulit.
  • Obat Sistemik: Jika psoriasis parah, dokter Anda mungkin meresepkan obat sistemik, seperti metotreksat, siklosporin, atau biologis.
  • Konsultasikan dengan Dokter Kulit: Psoriasis adalah kondisi kronis yang membutuhkan perawatan jangka panjang. Konsultasikan dengan dokter kulit untuk mendapatkan rencana perawatan yang tepat.

10. Gigitan Serangga:

  • Cuci Area yang Terkena Gigitan: Cuci area yang terkena gigitan dengan sabun dan air.
  • Oleskan Krim Antigatal: Krim antigatal, seperti krim kalamin atau krim hidrokortison, dapat membantu meredakan gatal.
  • Kompres Dingin: Kompres dingin dapat membantu mengurangi peradangan dan gatal-gatal.
  • Minum Antihistamin: Antihistamin dapat membantu meredakan gejala alergi, seperti gatal-gatal dan ruam kulit.
  • Hindari Menggaruk: Menggaruk gigitan serangga dapat memperburuk peradangan dan meningkatkan risiko infeksi.

Kapan Harus ke Dokter?

Meskipun sebagian besar kasus bruntusan di leher dapat diobati di rumah, ada beberapa situasi di mana Anda harus mencari pertolongan medis:

  • Bruntusan parah atau menyebar ke area lain tubuh.
  • Bruntusan disertai dengan gejala lain seperti demam, menggigil, atau pembengkakan.
  • Bruntusan tidak membaik setelah beberapa minggu perawatan di rumah.
  • Anda mencurigai reaksi alergi yang parah.
  • Anda memiliki riwayat eksim atau psoriasis.

Tips Pencegahan Bruntusan di Leher

Berikut adalah beberapa tips untuk mencegah bruntusan di leher:

  • Jaga Kebersihan Kulit: Cuci leher secara teratur dengan sabun yang lembut dan bebas minyak.
  • Hindari Iritan dan Alergen: Hindari produk-produk yang dapat mengiritasi atau menyebabkan alergi pada kulit Anda.
  • Kenakan Pakaian yang Longgar dan Menyerap Keringat: Pilih pakaian yang terbuat dari bahan katun atau linen yang memungkinkan kulit bernapas.
  • Jaga Kulit Tetap Sejuk dan Kering: Hindari aktivitas yang menyebabkan Anda berkeringat berlebihan. Jika Anda berkeringat, segera mandi atau ganti pakaian yang basah.
  • Gunakan Pelembap Secara Teratur: Pelembap dapat membantu menjaga kelembapan kulit dan mencegah iritasi.
  • Lindungi Kulit dari Sinar Matahari: Gunakan tabir surya dengan SPF 30 atau lebih tinggi pada leher Anda setiap hari, terutama saat berada di luar ruangan.
  • Kelola Stres: Stres dapat memicu berbagai masalah kulit, termasuk bruntusan. Temukan cara untuk mengelola stres, seperti olahraga, yoga, atau meditasi.

Kesimpulan

Bruntusan di leher bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari iritasi ringan hingga masalah kesehatan yang lebih kompleks. Memahami penyebab bruntusan di leher adalah langkah awal untuk menemukan solusi yang tepat dan efektif. Dengan mengikuti tips perawatan di rumah dan mencari pertolongan medis jika diperlukan, Anda bisa mendapatkan kembali kulit leher yang halus dan sehat.

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |