
JELENA Ostapenko menjadi juara Stuttgart Terbuka usai mengalahkan unggulan utama Aryna Sabalenka 6-4 dan 6-1 di laga final, Senin (21/4).
Ostapenko mengakhiri perlawanan Sabalenka dalam tempo 1 jam dan 25 menit untuk meraih gelar kesembilan dalam kariernya dan gelar pertamanya di lapangan tanah liat sejak menjadi juara Prancis Terbuka 2017.
"Saya merasa sangat percaya diri sejak hari pertama," tegas Ostapenko dikutip dari laman daring WTA, Senin (21/4).
"Saya merasa dapat menjuarai turnamen ini. Karena saya pikir saya meningkat dari hari ke hari dan saya bermain lebih baik dan lebih baik lagi. Ya, saya pikir saya pantas mendapatkannya," lanjut petenis Latvia berusia 27 tahun itu.
Ostapenko berada di puncak performanya saat melawan Sabalenka yang sebelum ini tidak pernah dia kalahkan.
"Saya pikir saya lebih percaya diri dan menjadi pemain yang lebih sejati hari ini daripada sebelumnya," kata Ostapenko.
Petenis peringkat 24 dunia itu meningkatkan catatannya menjadi 3-1 kala melawan Sabalenka. Ia sebelumnya mengalahkan Garbine Muguruza di Wuhan 2017 dan Iga Swiatek di Amerika Serikat (AS) Terbuka 2023.
Setelah juga mengalahkan Swiatek di laga perempat final, pekan ini, Ostapenko menjadi petenis kesembilan yang mengalahkan Sabalenka dan Swiatek dalam turnamen yang sama, keenam sejak Swiatek pertama kali naik ke peringkat 1 pada 2021 dan yang pertama di lapangan tanah liat.
Catatan Ostapenko di 2025 kini menjadi 12-9. Dia menang 4-0 melawan petenis Top 10 tahun ini (termasuk tiga kemenangan pekan ini), dan menang 8-9 melawan petenis yang berada di luar 10 besar.
Rekor keseluruhan Ostapenko dalam menjadi sembilan menang berbanding sembilan kalah, sementara Sabalenka menang 19 berbanding 16 kalah.
Ostapenko hanya meraih satu set dalam tiga pertemuan sebelumnya dengan Sabalenka, dan set yang ia kalahkan jarang ketat.
Sabalenka membukukan tiga skor 6-1 melawannya, dan dua set 6-2. Dalam pertandingan tersebut, servis Sabalenka yang lebih unggul dan akurat terbukti menentukan.
Ostapenko mendominasi di balik servis pertamanya, memenangi 81% dari poin tersebut, sementara Sabalenka, juara turnamen major tiga kali, hanya memenangi 53 persen dari poin servis pertamanya.
Akibatnya, Ostapenko mampu mempertahankan tekanan pada servis Sabalenka sepanjang pertandingan dengan menghasilkan 11 break point (mengonversi enam), sementara Sabalenka hanya menghadapi tiga break point (mengonversi dua kali). (Ant/Z-1)