Legacy Paus Fransiskus: Bangun Jembatan Pemersatu, Bukan Tembok Pembatas

2 days ago 11
 Bangun Jembatan Pemersatu, Bukan Tembok Pembatas Umat Katolik dalam misa untuk Paus Fransiskus.(Dok. Antara)

UPACARA pemakaman Paus Fransiskus yang dihadiri ratusan ribu orang dan disaksikan di seluruh dunia dinilai menjadi tanda cinta umat Katolik kepada Sang Paus. Paus Fransiskus dikenang sebagai sosok yang reformis yang mewarisi nilai-nilai keterbukaan.

Kardinal Giovanni Battista Re memberikan homili atau ceramahnya dalam pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan, Sabtu (26/4). Dia mengenang Paus Fransiskus sebagai sosok yang selalu hadir di antara rakyat dengan hati yang terbuka. Paus Fransiskus, imbuhnya, berjuang untuk Gereja Katolik yang lebih berbelas kasih dan berpikiran terbuka.

"Keyakinan Paus bahwa Gereja adalah rumah bagi semua orang, rumah yang pintunya selalu terbuka," ujar Kardinal Battista Re.

Banyak reformasi yang dilakukan Fransiskus membuat marah kaum tradisionalis. Dia juga kerap melontarkan kritik terhadap ketidakadilan. Mulai dari perlakuan terhadap kaum migran hingga kerusakan alam yang disebabkan oleh pemanasan global. Kritiknya turut membuat banyak pemimpin dunia marah.

Namun, belas kasih dan karisma mantan uskup agung Buenos Aires itu membuatnya mendapatkan kasih sayang dan rasa hormat tak hanya dari umat Katolik tetapi juga dari berbagai kalangan di dunia.

"Tindakan dan seruannya yang mendukung para pengungsi dan orang-orang terlantar tidak terhitung banyaknya," kata Kardinal Battista Re.

Dia mengenang perjalanan pertama kepausan Fransiskus ke Lampedusa, sebuah pulau di Italia yang sering kali menjadi pelabuhan pertama bagi para migran yang menyeberangi Mediterania. Fransiskus juga pernah merayakan misa di perbatasan antara Meksiko dan AS.

Pemerintahan Trump sempat mendapat kemarahan dari Paus atas deportasi massal para migran. Namun, Trump juga turut hadir di Vatikan untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Fransiskus.

Dalam homilinya, Battista Re menyoroti seruan Fransiskus yang tak henti-hentinya untuk perdamaian dunia. Semasa kepemimpinannya, Fransiskus selalu mendesak perundingan dalam upaya mengakhiri konflik yang berkecamuk di seluruh dunia.

"'Bangun jembatan, bukan tembok adalah seruan yang diulang-ulangnya (oleh Fransiskus) berkali-kali," kata Kardinal Battista Re.

Paus Fransiskus banyak dipuji karena mengubah persepsi tentang Gereja setelah puluhan tahun skandal pelecehan seksual oleh para pendeta yang dulu kerap mencuat.

Dia bahkan dianggap radikal oleh sebagian orang karena menyetujui pembaptisan transgender dan pemberkatan bagi pasangan sesama jenis dan menolak menghakimi umat Katolik yang memiliki preferensi gay.

Meski begitu, Fransiskus juga masih berpegang teguh pada beberapa dogma yang telah ada selama berabad-abad, khususnya penentangan Gereja terhadap aborsi. (AFP/H-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |