
SEBANYAK 560.000 pekerja di Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah tercover BPJS Ketenagakerjaan sampai April 2025. Jumlah itu baru 35% dari 1,6 juta pekerja yang memenuhi kualifikasi layak menjadi anggota BPJS Kesehatan. Sedangkan jumlah angkatan kerja di daerah itu mencapai 3 juta orang.
Kepala Bidang Kepesertaan BPJS Kesejahteraan NTT, Arif Wahyudi mengatakan, pihaknya menargetkan sampai akhir tahun ini, presentase pekerja yang tercover mencapai 60%
Angka itu juga didukung oleh kebijakan gubernur dan wakil guberur NTT yangmenyiapkan anggaran untuk membiayai 100 ribu tenaga kerja rentan masuk peserta BPJS Ketenagakerjaan yang meliputi jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua dan jaminan kematian.
"Target kita tahun ini 1 juta pekerja. Apalagi BPJS Ketenagakerjaan kerja sama dengan REI (Real Estate Indonesia) NTT sehingga coverage perlindungan pekerja bisa meningkat," katanya kepada wartawan di Kupang, Selasa (29/4).
Adapun anggota BPJS Ketenagakerjaan NTT yang telah mengikuti program JHT minimal 1 tahun, dan membeli rumah lewat pengembang yang tergabung dalam anggota REI NT, mendapat subsidi bunga khusus bagi pembelian rumah komersil. "Nereka ambil rumah, cicilan bunganya itu flat hanya 3% di atas BI Rate. Jadi, kalau BI rate 5,75%, berarti cicilannya 8,75% sampai lunas," kata Arif Wahyudi.
Karena itu, pekerja yang menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan, akan mendapatkan rumah dengan cicilan yang lebih rendah. "Jadi subsidi 3% itu bentuk kerja sama kami dengan bank. Kami memberikan dana investasi ke bank, dengan pengembalian bahwa bank harus memberikan subsidi kepada peserta BPJS Ketenagakejaan dengan bunga murah," jelasnya.
Pertama di Indonesia
Sementara itu, REI NTT menggelar Expo 2025 atau Pameran Perumahan Terbesar yang berlangsung selama dua pekan sejak Senin (28/4) malam. Pemeran perumahan itu sekaligus untuk pertama kalinya, REI menggandeng BPJS Ketenagakerjaan bersama salah satu bank milik pemerintah.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah REI NTT, Bobby Pitoby menyebutkan, masuknya BPJS Ketenagakerjaan dalam memberikan subsidi bunga tersebut pertama kali di Indonesia, mulai 28 April hingga 11 Mei 2025. Selain itu, para pekerja atau buruh yang membangun rumah juga bakal dikover oleh BPJS.
"Empat tahun lalu, pertama kali REI NTT gandeng BRI, sekarang untuk pertama kalinya juga, REI NTT mengandeng BPJS Ketenagakerjaan," kata Bobby Pitoby.
Menurut Bobby REI NTT sudah berkali-kali minta pemerintah kota dan kabupaten agar menyukseskan program pemerintah yakni 3 juta unit rumah.
Untuk menyukseskan program ini, lanjut Ketua Pemuda NasDem NTT tersebut, pemerintah daerah harus menghapus Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan Persetujuan Bangunan Rumah (BPG) sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022, Peraturan Pemerintah Nomor 35 tahun 2023, SKB Tiga Menteri serta Kepmen PUPR Nomor 23 Tahun 2023.
"Semua aturan ini menyatakan BPHTB harus dihapus ini untuk membantu masyarakat berpenghasilan rendah mendapatkan rumah. Tetapi sampai saat ini belum satupun kabupaten dan kota di NTT belum jalan," jelasnya.
Bobby mengatakan, pernah menanyakan tindak lanjut dari penghapusan BPHTB dan PBG ke pemerintah kota dan kabupaten, tetapi jawaban yang diperoleh belum memuaskan. "Kalau untuk Kota Kupang, kita masih menunggu peraturan wali kota. Kita harapkan lebih cepat untuk membantu masyarakat berpenghasilan rendah mendapatkan rumah," katanya.
Pameran Perumahan yang digelar di Lippo Mall Kupang ini, diikuti 14 pengembang dengan 28 lokasi perumahan dengan target penjualan mencapai 250 unit rumah atau senilai Rp40 miliar hingga Rp45 miliar. (E-2)