Larangan Sekolah Mengadakan Study Tour Membuat Khawatir ASITA Jabar

2 weeks ago 16
Larangan Sekolah Mengadakan Study Tour Membuat Khawatir ASITA Jabar Warga mengunjungi wisata Situ Citongtut, Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (19/1/2022).(Antara)

KEBIJAKAN Gubernur Jawa Barat (Jabar) yang melarang sekolah mengadakan study tour membuat khawatir keberlangsungan bisnis travel perjalanan wisata yang bernaung di Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Jabar. Memang sekolah bukan satu-satunya mitra yang memanfaatkan jasa layanan perjalanan wisata, namun kontribusi terhadap kelangsungan hidup bisnis travel sangat penting.

“Efek pelarangan ini telah menimbulkan kekhawatiran, bukan hanya oleh pelaku industri pariwisata di Jabar, tetapi juga menjalar ke provinsi lain di Jawa Tengah (Jateng), Yogyakarta dan Bali, karena pasar terbesar pelajar mereka adalah dari Jabar, mungkin saja nantinya bisa bedampak boikot berwisata ke Jabar,” ungkap Ketua ASITA DPD Jabar, Daniel Guna Nugraha, Selasa (25/2).

Menurut Daniel keberadaan industri pariwisata memiliki dampak ekonomi suatu wilayah atau negara. Sebab, industri ini mencakup bagaimana aktivitas pariwisata mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, pendapatan masyarakat dan kesejahteraan sosial. Hanya saja, mereka kini mengahadapi tantangan kebijakan larangan sekolah study tour dan efisiensi dari pemerintah Presiden Prabowo.

“Saya mewakili pelaku usaha yang tergabung di ASITA, menjadikan kebijakan-kebijakan pemerintah sebagai autokritik. Pelayanan perjalanan wsiata harus lebih bertanggung jawab dan menjaga kualitas layanan yang telah dijanjikan sesuai biaya yang dikeluarkan konsumen,” jelas Daniel. 

Daniel menambahkan, bahwa kegiatan study tour atau pendidikan di luar kelas, tidak hanya dipahami sebagai wisata semata. Tapi, ada peran penting dalam memeprkaya pengalaman belajar siswa. Pendidikan di luar kelas memberikan suasana belajar yang lebih interaktif, menyenangkan dan aplikatif, sehingga siswa dapat lebih mudah memahami materi serta mengembangkan berbagai keterampilan.

“Dengan pengalaman langsung, siswa dapat memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam, keterampilan sosial yang lebih baik, serta sikap yang lebih kreatif dan mandiri. Oleh karena itu, pendidikan luar kelas sebaiknya menjadi bagian penting dalam sistem pembelajaran di sekolah,” ucap Daniel.

Apalagi lanjut Daniel, Gubernur Dedi Mulyadi pernah menegaskan pentingnya pendidikan kepada siswa berkarakter kesundaan (local wisdom). Maka, mengajak siswa hadir di sejumlah objek wisata di Jabar bisa menjadi media pembelajaran membentuk karakter kesundaan. Apalagi obyek wsiata di sekitar Jabar, kualitas objek, dan aktivitasnya tidak kalah bagus dibanding provinsi lain. Dengan penekanan mengenal potensi dan citra diri di wilayah sangatlah penting, dengan kemajuan dan perkembangan jaman.

Sebagai informasi, Gubernur Dedi Mulyadi, menegaskan tentang larangan sekolah mengadakan study tour. Bahkan, bagi sekolah yang melanggar, dia tak segan untuk memberikan sangsi pencopotan kepala sekolah. (AN/E-4)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |