
KOMISI Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkapkan fakta baru atas pertemuan mantan narapidana kasus rasuah hak tagih Bank Bali Djoko Soegiarto Tjandra atau Djoko Tjandra dengan buronan Harun Masiku di Kuala Lumpur, Malaysia. Lembaga Antirasuah menduga ada penyerahan uang di sana.
“Dugaan kami ada pertemuan lah di KL (Kuala Lumpur) beberapa saat saat sebelum terjadinya peristiwa suap. Antara saudara DJ (Djoko Tjandra) dengan HM (Harun Masiku). Kami menduga bahwa ada di sana perpindahan sejumlah uang yang nanti uang ini akan digunakan untuk suap,” kata Direktur Penyidikan KPK Asep Guntur Rahayu di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Jumat, 11 April 2025.
Asep mengatakan, pertemuan Harun Masiku dengan Djoko Tjandra diduga sebelum kasus dugaan suap pada proses pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR terjadi. Uang diserahkan dari Djoko kepada Harun.
Maksud pemberian uang itu juga kini didalami penyidik. KPK menduga pemberian dana tidak gratis.
“Ini yang sedang kita dalami. Ada hubungan apa nanti ke belakangnya,” ujar Asep.
Lebih lanjut, KPK menduga uang suap dalam proses PAW anggota DPR ini bukan berasal dari kantong Harun. Sebab, ekonominya bertolak dengan kemampuan pembayaran suap.
“Harun Masiku itu secara ekonomi, dia tidak memiliki kemampuan ekonomi yang memadai untuk melakukan, memberikan sesuatu pada peristiwa suap,” ujar Asep.
Terpisah, Djoko Tjandra membantah mengenal Harun. Dia berstatus sebagai saksi dalam kasus ini.
“Saya enggak kenal (Harun), jadi, saya enggak bisa jawab apa-apa dong, ya kan,” kata Djoko di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Rabu, 9 April 2025.
Djoko enggan memerinci pertanyaan penyidik kepadanya di ruang pemeriksaan. Dia menyebut permintaan keterangan kali ini bentuk dari silaturahmi.
“Enggak, hanya berdatang silaturahmi saja, enggak ada apa-apa,” ucap Djoko.
Djoko juga mengaku tidak mengetahui keberadaan Harun. Klaim itu ditegaskan karena dia mengaku tidak mengenal buronan tersebut.
“Mana tahu, saya enggak kenal kok,” ujar Djoko. (H-3)