Kim Jong-un Murka saat Kapal Perang Korea Utara Sebagian ‘Hancur’ dalam Peluncuran yang Gagal

4 hours ago 2
Kim Jong-un Murka saat Kapal Perang Korea Utara Sebagian ‘Hancur’ dalam Peluncuran yang Gagal Gambar satelit selebaran ini, milik Maxar Technologies yang diambil pada 18 Mei 2025 dan dirilis pada 22 Mei 2025, menunjukkan pemandangan umum kapal perang baru Korea Utara di pelabuhan sebelum peluncurannya di Chongjin.(AFP)

SEBUAH upacara untuk menyambut armada baru angkatan laut Korea Utara berakhir memalukan, setelah terjadi kecelakaan besar saat peluncuran kapal. Peristiwa itu disebut pemimpin tertinggi Kim Jong-un disebut sebagai "tindakan kriminal".

Kim hadir langsung saat kapal perusak seberat 5.000 ton tersebut tampak kehilangan keseimbangan saat diluncurkan di pelabuhan timur Kota Chongjin, Rabu (21/5). Insiden tersebut menyebabkan kerusakan pada beberapa bagian lambung kapal, demikian dilaporkan kantor berita milik negara KCNA, Kamis (22/5).

“Kim Jong-un memberikan penilaian tegas, menyebut ini adalah kecelakaan serius dan tindakan kriminal yang disebabkan oleh kelalaian mutlak dan sikap tidak bertanggung jawab... dan tidak bisa ditoleransi,” demikian laporan KCNA.

Kim memerintahkan agar kapal tersebut segera diperbaiki sebelum pertemuan penting Partai Pekerja yang berkuasa pada bulan depan. Insiden itu disebut telah “meruntuhkan martabat dan harga diri negara kami”.

KCNA menyalahkan “komando yang tidak berpengalaman dan kelalaian operasional” selama peluncuran, dan menyebut bagian bawah kapal perang tersebut mengalami “kerusakan parah”. Pejabat yang bertanggung jawab atas insiden ini akan “diproses pada rapat pleno komite pusat partai” pada bulan Juni, ujar Kim.

Militer Korea Selatan melaporkan kapal tersebut tampak miring ke samping di atas air.

Metode Peluncuran

Dalam laporan yang dirilis pekan lalu mengenai persiapan peluncuran, situs pemantau berbasis AS 38 North menyebut bahwa kapal tampaknya akan diluncurkan dari sisi dermaga — metode yang belum pernah diamati sebelumnya di Korea Utara. 

“Penggunaan metode peluncuran ini mungkin karena kebutuhan, karena dermaga tempat kapal itu dibangun tidak memiliki jalur miring,” bunyi laporan 38 North. Citra satelit komersial sehari sebelum peluncuran menunjukkan kapal perusak tersebut berada di dermaga dengan kapal pendukung di sekitarnya.

Kapal ini merupakan kapal kedua kelas perusak seberat 5.000 ton — yang terbesar dalam armada Korea Utara — yang diluncurkan dalam beberapa minggu terakhir. Media pemerintah merilis gambar Kim menghadiri upacara peluncuran kapal sebelumnya bersama putrinya, Ju Ae, yang oleh banyak ahli dianggap sebagai calon penerusnya.

Choe Hyon

Korea Utara mengklaim kapal yang diberi nama Choe Hyon tersebut dilengkapi dengan “senjata paling kuat” dan akan “mulai beroperasi awal tahun depan”.

Beberapa analis memperkirakan kapal itu dapat dilengkapi dengan rudal nuklir taktis jarak pendek — meskipun Korea Utara belum membuktikan kemampuannya untuk mengecilkan ukuran hulu ledak nuklirnya.

Militer Korea Selatan mengatakan kapal Choe Hyon mungkin dikembangkan dengan bantuan Rusia, kemungkinan sebagai imbalan atas pengiriman ribuan tentara Korea Utara untuk membantu Moskow dalam perang di Ukraina. Ahn Chan-il, seorang pembelot Korea Utara yang kini memimpin World Institute for North Korea Studies, menunjukkan bahwa Chongjin terletak sangat dekat dengan pelabuhan Vladivostok di Rusia.

“Jadwal proyek kapal itu — termasuk kapan perakitan selesai dan peluncuran dilakukan — juga kemungkinan telah dibagikan ke pihak Rusia,” kata Ahn. “Dermaga tampaknya dibangun secara terburu-buru, dan bisa jadi banyak masalah yang muncul dalam proses pembangunan kapal.”

Meskipun Korea Utara dikenal sangat tertutup, negara tersebut sebelumnya pernah mengungkapkan peluncuran satelit yang gagal serta kerusakan akibat bencana alam. Namun, beberapa analis mencatat rezim ini sangat cepat melaporkan insiden peluncuran kapal tersebut.

“Ini menunjukkan lagi gaya kepemimpinan Kim Jong-un yang cenderung memotong penyebaran rumor negatif dengan langsung mengakui peristiwa buruk secara terbuka — sembari memperketat kendali atas para pejabat,” ujar Cheong Seong-chang dari Sejong Institute di Seoul.

Meski Kim banyak berfokus pada pengembangan misil dan mempererat hubungan dengan Rusia, ia juga meninjau proyek pembangunan kapal selam bertenaga nuklir pada bulan Maret dan menyebut bahwa memperkuat armada laut secara “radikal” adalah bagian penting dari pertahanan nasional Korea Utara.

Ia juga menyerukan modernisasi kekuatan angkatan laut permukaan dan bawah laut negara tersebut, termasuk pengembangan kapal perang. (The Guardian/Z-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |