
TERPILIHNYA Kardinal Prevost sebagai paus baru diharapkan dapat mengikuti jejak pendahulunya yakni Paus Fransiskus yang menekankan persaudaraan kemanusiaan.
"(Kardinal Prevost) sebagai orang yang sangat dipercaya oleh Paus Fransiskus selama ini, saya berharap beliau meneruskan jejak Paus Fransiskus yang sangat menekankan persaudaraan kemanusiaan, di tengah dunia yang makin tercabik-cabik oleh ragam kepentingan, serta perhatian beliau atas masalah lingkungan yang makin mengancam kehidupan kita," ungkap Ketua Majelis Pertimbangan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Gomar Gultom saat dihubungi, Jumat (9/5).
Jika ide, perjuangan, dan jejak Paus Fransiskus diteruskan, itu akan berpengaruh postif bagi peradaban dunia, terutama dengan kemajemukan masyarakat seperti Indonesia.
"Pengalaman beliau di Peru dan Amerika Selatan umumnya, tentu berpengaruh kuat padanya pada masalah-masalah kemiskinan dan ketidakadilan," katanya.
Gomar berharap kekuatan patoral sedemikian besar yang dimiliki Prevost dapat memberi inspirasi baru bagi gereja untuk berjuang keras menata dunia dengan sentuhan pastoral di tengah perang ekonomi dewasa ini.
"Tidak mengherankan jika beliau sangat memberi perhatian pada kelompok-kelompok marjinal dan yang dimarjinalkan. Berharap ceramahnya sebelumnya yang menekankan pentingnya menjangkau kelompok-kelompok yang lebih luas, seperti kaum muda, orang miskin, dan politisi, dengan cara yang berbeda, sesuai dengan kebutuhan zaman," ucap dia.
Gomar pun berharap terpilihnya paus yang baru juga mendorong gereja lebih memberi perhatian pada kelompok-kelompok marjinal.
"Saya menyampaikan selamat kepada umat Katolik sedunia, atas terpilihnya Kardinal Prevost sebagai Paus (Leo XIV)," pungkasnya.
Sebelumnya, Kardinal Robert Francis Prevost terpilih menjadi penerus Santo Petrus yang ke-267. Ia terpilih setelah dilakukan konklaf berlangsung selama tiga sesi. Paus pertama asal Amerika Serikat itu dipilih oleh 133 kardinal. Kardinal Prevost kini dikenal sebagai Leo XIV. (Iam/I-1)