
KAPOLRI Jenderal Listyo Sigit Prabowo menegaskan bahwa solidaritas antara TNI dan Polri tetap terjaga, meski terjadi insiden penyerangan di Markas Polres Tarakan oleh sejumlah prajurit TNI. Kejadian tersebut dipastikan tidak mengganggu sinergitas kedua institusi dalam menjaga keamanan negara.
"Saya kira Pangdam dan Kapolda sudah mengambil langkah-langkah yang diperlukan. TNI dan Polri tetap solid serta terus bekerja sama dalam menjaga dan mengawal negeri ini," kata Kapolri dikutip Rabu (26/2).
Kapolri menekankan bahwa insiden tersebut tidak akan mengganggu hubungan baik antara TNI dan Polri sebagai aparat penegak hukum. Menurutnya, Pangdam dan Kapolda telah menyiapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk menangani situasi tersebut.
"(Apakah mengganggu solidaritas TNI-Polri?) Tidak ada. Karena sudah ada langkah-langkah yang akan dilakukan oleh Pangdam dan Kapolda," tegas Kapolri.
Kapolri mengimbau seluruh pihak untuk terus menjaga solidaritas dan sinergitas antara TNI dan Polri. Ia menegaskan bahwa kerja sama yang telah terjalin harus semakin diperkuat di berbagai sektor.
"Kita selama ini sudah menjalankan berbagai program bersama, termasuk mengawal kebijakan pemerintah, menjaga ketahanan pangan, serta melaksanakan tugas di lapangan. Ke depan, sinergitas dan solidaritas ini harus terus ditingkatkan," terangnya.
Kapolri juga menyatakan bahwa setiap pimpinan di kedua institusi memahami pentingnya menjaga kekompakan. Masing-masing komandan di Polri dan TNi pu diyakini sudah memahami itu.
"Kami juga sepakat dengan Panglima TNI untuk terus menjaga serta meningkatkan sinergitas yang sudah ada," pungkas mantan Kabareskrim Polri itu.
Sekelompok oknum anggota TNI menyerang Mapolres Tarakan, pada Senin, 24 Februari 2025 sekitar pukul 23.30 Wita. Insiden itu mengakibatkan kerusakan pada fasilitas kepolisian.
Panglima Komando Daerah Militer (Kodam) VI/Mulawarman Mayor Jenderal TNI Rudy Rachmat Nugraha membenarkan menerima informasi bahwa anggota TNI melakukan penyerangan di Tarakan. Ia menyatakan sejumlah prajurit yang diduga terlibat tengah diperiksa.
"Namun, ini masih dalam tahap pemeriksaan," kata Pangdam melalui Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) VI/Mulawarman, Kolonel (Kav) Kristiyanto.
Pangdam menegaskan pihaknya akan menindaklanjuti kejadian tersebut sesuai prosedur. Sejumlah prajurit yang terbukti terlibat akan diberi sanksi.
Insiden penyerangan itu diduga berawal dari perselisihan antara oknum anggota TNI dan Polri di sebuah kafe dua hari sebelumnya.
Ketika itu, Pratu Riski Sanjaya, anggota Yonif 614/Rjp, terlibat cekcok dengan Bripda Pay dari Polres Tarakan. Baca juga: Duduk Perkara Penyerangan Mapolres Tarakan oleh Oknum TNI Insiden tersebut memanas hingga berujung pada adu fisik, yang kemudian melibatkan beberapa anggota polisi lainnya. (P-4)