Jumat (2/5) Pagi, Kualitas Udara Jakarta Terburuk Ketujuh di Dunia

11 hours ago 6
Jumat (2/5) Pagi, Kualitas Udara Jakarta Terburuk Ketujuh di Dunia Pemandangan Tugu Monumen Nasional dan gedung-gedung di sekitarnya terlihat dari ketinggian di Jakarta.(ANTARA/Ferlian Septa Wahyusa)

KUALITAS udara di DKI Jakarta, Jumat (2/5) pagi, berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir adalah yang terburuk ketujuh di dunia.

Indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta, pada pukul 04.10 WIB, berada di angka 118 atau masuk kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif dengan angka partikel halus (particulate matter/PM) 2.5.

Adapun kota dengan kualitas udara terburuk di dunia adalah Kuwait City, Kuwait dengan indeks kualitas udara di angka 349. Kemudian di urutan kedua diikuti Delhi, India di angka 170.

Selanjutnya di urutan ketiga diikuti Dhaka, Bangladesh di angka 156, lalu di urutan keempat ada Santiago de Chile, Cile di angka 152.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta berencana meniru kota-kota besar dunia seperti Paris dan Bangkok dalam menangani polusi udara.

"Belajar dari kota lain, Bangkok memiliki 1.000 Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU), Paris memiliki 400 SPKU. Jakarta saat ini memiliki 111 SPKU dari sebelumnya hanya 5 unit. Ke depan kita akan menambah jumlahnya agar bisa melakukan intervensi yang lebih cepat dan
akurat," kata Kepala DLH DKI Jakarta Asep Kuswanto di Jakarta, Selasa (18/3).

Ia menambahkan keterbukaan data menjadi langkah penting dalam memperbaiki kualitas udara secara sistematis.

Asep mengatakan penyampaian data polusi udara harus lebih terbuka agar intervensi bisa lebih efektif. 

Dia menilai yang dibutuhkan bukan hanya intervensi sesaat, tetapi langkah-langkah berkelanjutan dan luar biasa dalam menangani pencemaran udara.

DLH DKI Jakarta menargetkan penambahan 1.000 sensor kualitas udara berbiaya rendah (low-cost sensors) agar pemantauan lebih luas dan akurat. (Ant/Z-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |