
SEORANG jenderal senior Rusia, Letnan Jenderal Yaroslav Moskalik, dilaporkan tewas akibat serangan bom mobil di kota Balashikha, Rusia, pada Jumat (25/4). Peristiwa ini terjadi di hari yang sama saat utusan khusus Presiden AS Donald Trump, Steve Witkoff, melakukan pertemuan selama tiga jam dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Kremlin.
Pertemuan ini terjadi di saat krusial, mengingat Trump menetapkan tenggat 100 hari untuk mengakhiri perang antara Rusia dan Ukraina.
"Percakapan ini memungkinkan posisi Rusia dan AS semakin dekat, tidak hanya terkait Ukraina, tetapi juga sejumlah isu internasional lainnya," kata Ushakov kepada wartawan melalui panggilan telepon seperti dikutip CNN, Jumat (25/4).
Kantor berita negara Rusia Tass menyebut Ushakov, yang merupakan mantan duta besar Rusia untuk Washington, ikut serta dalam pertemuan dengan Putin, demikian pula negosiator Rusia Kirill Dmitriev.
Amerika Serikat telah memberikan tekanan lebih besar kepada Ukraina setelah mengancam minggu lalu bahwa Ukraina dapat meninggalkan perundingan “dalam beberapa hari” jika kesepakatan tidak dapat dicapai.
Selama pertemuan, dibahas juga kerangka kerja damai terbaru yang diusulkan oleh pemerintahan Trump, termasuk soal pengorbanan yang signifikan dari Kyiv dan pengakuan AS atas Krimea sebagai wilayah Rusia dan Ukraina yang menyerahkan sebagian besar wilayahnya ke Rusia.
Namun, proposal ini ditolak keras oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang menyebutmengakui Krimea sebagai bagian dari Rusia akan bertentangan dengan konstitusi Ukraina.
Serangkaian serangan bom yang ditargetkan
Di tengah sorotan diplomatik, Rusia juga diguncang oleh kabar kematian Letjen Yaroslav Moskalik, Wakil Kepala Direktorat Operasi Utama Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia. Ia tewas dalam ledakan bom mobil di Balashikha, sekitar 30 km dari Moskow.
Menurut Komite Investigasi Rusia, alat peledak rakitan yang berisi pecahan logam digunakan dalam serangan ini. Investigasi telah dibuka, dan pakar forensik telah diterjunkan ke lokasi kejadian.
Belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab. Namun, serangan ini memiliki pola yang mirip dengan pembunuhan Letjen Igor Kirillov, pejabat Rusia yang dituduh terlibat dalam penggunaan senjata kimia, yang tewas dalam ledakan skuter listrik di Moskow pada Desember lalu.
CNN telah menghubungi pihak berwenang Ukraina untuk memberikan komentar.
Blog militer Rusia Rybar menyebut bahwa Moskalik kemungkinan tidak berada di dalam mobil saat ledakan, tetapi berada di dekat lokasi
Komite Investigasi Rusia mengatakan telah membuka penyelidikan kriminal atas ledakan tersebut. Ditambahkannya, tim investigasi, termasuk pakar forensik dan petugas penegak hukum, telah mulai memeriksa lokasi kejadian.
Ledakan yang dilaporkan pada hari Jumat terjadi dua hari setelah kebakaran terjadi di tempat parkir bawah tanah di distrik bisnis Moskow menyusul ledakan di sana. (CNN/P-4)