Musium Batik Kota Pekalongan Pamerkan Batik Lawas dan Langka

2 hours ago 2
Musium Batik Kota Pekalongan Pamerkan Batik Lawas dan Langka Museum Batik Pekalongan berkolaborasi dengan Kantor Perwakilan BI Tegal gelar pameran batik lawas, langka dan legendaris.(MI/AKHMAD SAFUAN)

KOLABORASI Berkelanjutan antara Musium Batik Pekalongan dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Tegal selenggarakan pameran batik paling menarik, karena menampilkan batik-batik lawas dan langka dan cukup legendaris sebagai upaya pelestarian budaya dan meningkatkan ekonomi nasional.

Suasana di Jalur Pantura Kota Pekalongan Rabu (30/4)  tampak seperti biasa dan tidak terlihat luar biasa, kendaraan besar dan kecil melintas dengan kecepatan terbatas, cuaca cukup panas membuat warga berada di ruas jalan itu sedikit gerah, meskipun tidak perduli ketika debu beterbangan ketika ditiup angin saat Rida kendaraan melintas aspal.

Di sudut lain yakni seputar Lapangan Jatayu berada di Kawasan Kota Budaya Pekalongan, suasana terlihat lebih ramai dengankendaraan roda dua dan empat terparkir rapi melingkari lapangan, banyak orang lalulalang baik di dalam lapangan tidak berpagar maupun keluar masuk Musium Batik yang berada di sisi timur laut dengan wajah berseri-seri.

Cuaca yang cukup panas ketika jelang tengah hari itu, membuat ratusan warga terasa dahaga dan mencari tempat berteduh di bawah pohon yang rindang di seputar lapangan, menjadi kesempatan warga untuk mengais rejeki dengan menjual minuman ringan dengan gerobak-gerobak dorong."Lumayan setiap ada kegiatan di sini, bisa mengantongi keuntungan Rp100 ribu se-hari," ujar Ramzani,30, seorang pedagang es.

Benar saja, Musium Batik Pekalongan memang sedang punya gawe yakni menggelar pameran kolaborasi bersama  Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Tegal, sehingga banyak warga baik anak sekolah maupun pecinta batik yang datang dari berbagai daerah untuk menyaksikan berbagai jenis dan motiv batik, terutama batik lawas dan langka serta cukup legendaris.

Sebut saja Batik Walangkekek merupakan koleksi pribadi penyanyi keroncong legendaris Waldjinah yang diproduksi pada tahun 1980-an dengan motif gringsing, kain batik ini pernah dikenakan Waldjinah saat menghadiri undangan resmi ke Jepang pada tahun 2000, ada lagi batik-batik khas Solo, Lasem dan Pekalongan yang mempunyai curi khas masing-masing.

“Pada pameran kali ini, kami  memamerkan batik tahun 1970-an, termasuk motif buketan dari Pekalongan dan batik Tiga Negeri hingga lawasan yang memadukan karakter Solo, Pekalongan, dan Lasem serta batik Adik Baji dari tahun 1950-an yang terkenal karena kelembutan kainnya,” kata Kepala Museum Batik Pekalongan Nurhayati Sinaga.

Pameran bertajuk Kolaborasi Berkelanjutan yang akan berlangsung hingga 31 Mei mendatang, lanjut Nurhayati Sinaga, tidak ganta menyambut HUT Kota Pekalongan je-119, tetapi juga menjadi sarana edukasi dan pelestarian budaya.sebagai bentuk penghormatan terhadap warisan budaya. “Melalui kolaborasi ini, kami merawat warisan, memperkuat nilai, dan mempersembahkan cinta untuk Indonesia,” imbuhnya.

Melalui pameran terbuka untuk umum ini, menurut Nurhayati Sinaga, akan menjadi bagian dari rangkaian perayaan budaya yang menunjukkan bahwa batik  menyimpan nilai-nilai luhur bangsa yang patut dijaga dan dilestarikan bersama, sehingga diharapkan akan semakin menggugah generasi dan penggiat serta pecinta batik untuk terus berkarya.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tegal Bimala mengatakan  pameran ini menghadirkan koleksi-koleksi batik langka yang menggambarkan kekayaan tradisi dan mencerminkan kekayaan budaya batik Indonesia dari masa ke masa serta cukup legendaris dengan nilai sejarah yang cukup tinggi.

"Pengunjung dapat menyaksikan koleksi batik karya Go Tik Swan, budayawan Tionghoa pelopor batik Indonesia yang menghasilkan lebih dari 200 motif batik antara tahun 1958 hingga 2008," ujar Bimala.

Ciri khas batik Go Tik Swan, ungkap Bimala, adalah perpaduan warna antara batik Solo yang cenderung gelap dengan warna-warna cerah khas pesisir, sehingga melalui pameran ini, BI Tegal dan Museum Batik Pekalongan dapat memikat masyarakat untuk tidak hanya mengagumi keindahan batik, tetapi juga memahami makna dan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya seperti halnya rupiah.

Sementara itu sejumlah seniman dan pecinta batik di Pekalongan mengatakan pameran digelar merupakan kolaborasi BI dan Musium Batik ini akan banyak mengilhami para seniman untuk berkreasi, bahkan Ajan semakin meningkatkan pecinta hingga pada akhirnya dapat meningkatkan ekonomi perajin batik di Pekalongan.

"Kembali berjaya batik setelah terpuruk saat covid-19 lalu, akan kembali menghidupkan ekonomi Pekalongan karena hampir 80 persen warga hidup mengandalkan warisan budaya ini, dari mulai kerajinan, industeri hingga perdagangan batik," ungkap Dirham,45, pecinta batik Pekalongan. (H-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |