
JEMAAH haji asal Lampung mendapatkan uang saku Rp1 juta per orang dari Pemerintah Provinsi (Pemprov). Uang tambahan dari Pemprov Lampung itu diberikan untuk menunjang kebutuhan jemaah saat melaksanakan perjalanan ibadah haji tahun ini.
"Pemerintah Provinsi Lampung menunjukkan komitmen penuh dalam mendampingi perjalanan spiritual masyarakatnya. Hingga pertengahan Mei ini, dua kloter awal jamaah calon haji asal Lampung telah diberangkatkan ke Tanah Suci, dan setiap calon haji tahun ini mendapatkan tambahan uang saku senilai Rp1 juta per orang dari pemerintah provinsi ini," ujar Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal, dalam keterangannya di Bandar Lampung, Minggu, (18/5).
Dijelaskan Rahmat, total anggaran yang dialokasikan untuk pemberian uang saku bagi calon jemaah haji itu mencapai Rp7,05 miliar. Dana tersebut akan disalurkan bagi 7.050 calon haji.
"Bantuan ini melengkapi fasilitas utama dari pemerintah pusat, yang tahun ini juga menurunkan biaya haji melalui kebijakan Presiden Prabowo Subianto dan DPR RI, sebagai wujud keberpihakan terhadap umat," katanya.
Rahmat menyatakan bahwa uang saku yang diberikan merupakan bentuk konkret pelayanan daerah kepada umat yang sedang menjalankan rukun Islam kelima. Ia mengingatkan agar dana tersebut dapat digunakan untuk kebutuhan ibadah, bukan untuk membeli buah tangan.
"Dari 7.050 calon haji yang akan diberangkatkan dalam 19 kloter, masing-masing kloter terdiri atas 393 calon haji. Pemerintah juga memberi perhatian khusus kepada jamaah lansia dan disabilitas. Salah satu jamaah tertua, Sutiah Sunyoto berusia 107 tahun dari Kabupaten Lampung Selatan, tergabung dalam Kloter JKG 19. Sementara jamaah termuda adalah Muhammad Bahauddin berusia 18 tahun dari Lampung Utara," tambahnya.
Dia menjelaskan proses pemberangkatan jamaah haji telah dimulai sejak 2 Mei dengan Kloter empat JKG. Kloter kedua diberangkatkan kembali pada 16 Mei dalam Kloter 38 JKG. Jamaah calon haji tersebut masuk dalam skema fast track, yakni jalur cepat imigrasi yang memungkinkan jamaah langsung menuju Makkah tanpa transit di Madinah. (ANT/H-3)