
ISRAEL mengumumkan akan mengizinkan masuknya sejumlah makanan pokok ke Jalur Gaza, setelah memblokade wilayah tersebut selama lebih dari 10 minggu.
Keputusan ini disampaikan oleh kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Minggu (19/5), dan disebut diambil atas rekomendasi Pasukan Pertahanan Israel (IDF).
Langkah ini diambil bersamaan dengan dimulainya serangan darat skala besar oleh Israel di seluruh wilayah Gaza. Militer Israel mengatakan serangan ini merupakan bagian dari Operasi Kereta Gideon yang ditujukan untuk menumpas Hamas dan membebaskan para sandera yang ditahan di Gaza.
Dalam pernyataannya, kantor Netanyahu menyatakan bahwa pengiriman bantuan terbatas ini dilakukan untuk memastikan tidak terjadi krisis kelaparan yang dapat membahayakan keberhasilan operasi militer.
Israel juga mengatakan akan menghalangi Hamas dalam menyalurkan bantuan kemanusiaan itu. "Menghalangi kemampuan Hamas dalam mendistribusikan bantuan kemanusiaan," tulis keterangan tersebut dikutip dari BBC.
Namun, tekanan internasional terhadap Israel terus meningkat agar blokade dihentikan sepenuhnya. Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Noel Barrot, menyerukan agar bantuan kemanusiaan kembali masuk ke Gaza secara "segera, masif, dan tanpa hambatan".
Selama lebih dari dua bulan terakhir, tidak ada pasokan makanan, bahan bakar, atau obat-obatan yang diizinkan masuk ke Gaza. Laporan dari lembaga kemanusiaan menyebutkan meningkatnya risiko kelaparan akut bagi 2,1 juta penduduk Gaza, dengan munculnya gambar anak-anak kurus kering akibat kekurangan gizi. (I-3)