Israel Serang Gaza, Catalonia Tutup Kantor Dagang di Tel Aviv

5 hours ago 2
Israel Serang Gaza, Catalonia Tutup Kantor Dagang di Tel Aviv Catalonia mengumumkan penutupan kantor dagangnya di Tel Aviv sebagai tanggapan terhadap serangan Israel ke Gaza.(Google.com)

PEMERINTAH wilayah Catalonia secara resmi mengumumkan pada Rabu (21/5) bahwa mereka akan menutup kantor perdagangan dan investasi di Tel Aviv, Israel, sebagai respons terhadap serangan militer terbaru rezim Zionis ke Jalur Gaza.

Dalam pernyataan resminya, pemerintah menyampaikan bahwa kantor tersebut, yang telah beroperasi selama satu dekade, akan segera ditutup dan diperkirakan berhenti beroperasi sepenuhnya pada akhir hari.

Meski bersifat simbolis, langkah ini mencerminkan sikap politik tegas Catalonia dalam merespons krisis kemanusiaan yang terjadi di Gaza.

Pasalnya, sejak dimulainya serangan ke Gaza, kantor tersebut telah menangguhkan seluruh misi promosi dan kegiatan bisnis di wilayah tersebut. Meski masih berjalan secara terbatas, kantor tersebut beroperasi tanpa kehadiran perwakilan politik.

Oposisi lancarkan kritik
Keputusan ini diambil oleh pemerintahan Catalonia yang dipimpin oleh Partai Sosialis dalam kerja sama dengan kelompok sayap kiri Comuns. Namun, langkah tersebut menuai kritik tajam dari oposisi, termasuk dari Carles Puigdemont, pemimpin partai oposisi utama di wilayah itu.

"Kesalahan serius. Perumahan, perpajakan, pariwisata, industri, hubungan luar negeri. Semua dikorbankan atas nama mempertahankan kekuasaan dan menyelesaikan strategi pembubaran Catalonia, menjadikannya kecil, biasa-biasa saja, tidak relevan, sunyi, dan sunyi," tulis Puigdemont melalui akun X miliknya seperti dilansir Anadolu, Kamis (22/5).

Penutupan ini berlangsung di tengah meningkatnya tekanan perdagangan yang diterapkan oleh sejumlah negara Barat terhadap Israel, menyusul kampanye militer dan blokade yang diperketat di Gaza.

Krisis kemanusiaan memburuk
Sehari sebelumnya, pada Selasa (20/5), Inggris menghentikan pembicaraan perdagangan dengan Israel. Uni Eropa juga mengumumkan rencana untuk meninjau ulang Perjanjian Asosiasi dengan negara tersebut.

Inggris, Prancis, dan Kanada telah memperingatkan bahwa mereka akan mengambil langkah-langkah konkret apabila Israel tidak menghentikan operasi militernya yang disebut “mengerikan.”

Dalam perkembangan terbaru, Perserikatan Bangsa-Bangsa pada hari Selasa menyampaikan bahwa bantuan kemanusiaan tidak dapat disalurkan di Gaza.

Sebanyak 14.000 bayi dilaporkan berada dalam kondisi kritis dan berisiko meninggal dunia dalam waktu 48 jam jika tidak segera mendapatkan makanan dan suplemen penyelamat nyawa.

Sejak Oktober 2023, jumlah korban jiwa akibat serangan Israel di Jalur Gaza telah melampaui 53.000 orang. (Fer/I-I)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |