Israel Salahkan Eropa atas Penembakan Staf Kedutaan, Prancis Bantah

8 hours ago 3
Israel Salahkan Eropa atas Penembakan Staf Kedutaan, Prancis Bantah Ilustrasi.(Dok Al-Jazeera)

PEMERINTAH Israel menuding penembakan dua staf kedutaan besar mereka di Washington DC turut berhubungan dengan tekanan internasional yang makin kencang kepada negara tersebut. Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Saar, menyalahkan meningkatnya kritik Eropa terhadap operasi militer negaranya di Gaza sebagai pemicu insiden berdarah di Washington.

Pelaku penembakan, Elias Rodriguez, diketahui turut meneriakkan seruan bebaskan Palestina saat ditangkap polisi usai melakukan aksinya. "Ada garis langsung yang menghubungkan hasutan antisemit dan anti-Israel dengan pembunuhan ini," kata Gideon Saar.

"Hasutan ini juga dilakukan oleh para pemimpin dan pejabat banyak negara dan organisasi internasional, terutama dari Eropa," imbuhnya.

Tudingan tersebut langsung dibantah keras oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Prancis, Christophe Lemoine. Prancis menilai pernyataan Israel benar-benar keterlaluan dan sama sekali tidak berdasar.

Penembakan di luar Museum Yahudi Capital itu terjadi sekitar satu mil dari Gedung Putih. Saat itu, museum tengah menggelar acara sosial yang dihadiri kalangan profesional muda dan staf diplomatik.

Presiden AS Donald Trump menyatakan penembakan tersebut jelas merupakan aksi antisemitisme. "Pembunuhan seperti ini harus dihentikan," tegasnya.

Korban diidentifikasi sebagai Yaron Lischinsky, warga negara Israel, dan Sarah Lynn Milgrim, warga AS yang bekerja di bagian diplomasi publik Kedutaan Israel. 

Keduanya merupakan pasangan yang tengah merencanakan pernikahan. Menurut profil LinkedIn mereka, Lischinsky adalah peneliti di Kedutaan Israel, sedangkan Milgrim bekerja di bagian diplomasi publik. Lischinsky, menurut The Times of Israel, ialah seorang penganut Kristen yang juga memegang paspor Jerman.

Tersangka Elias Rodriguez, yang berasal dari Chicago, langsung ditahan di lokasi kejadian.

Rodriguez kini menghadapi dakwaan pembunuhan tingkat pertama, pembunuhan terhadap pejabat asing, serta berbagai pelanggaran senjata api, berdasarkan dokumen di pengadilan federal Washington.

Ketegangan global meningkat seiring kritik dari aktivis pro-Palestina yang menyoroti tingginya korban sipil akibat operasi militer Israel. Negara-negara seperti Inggris, Prancis, Jerman, dan Uni Emirat Arab mengutuk penembakan tersebut.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyebut insiden penembakan itu sebagai harga mengerikan dari antisemitisme. Senada dengan pernyataan Saar, Netanyahu menuding negara-negara tersebut ikut membesarkan nyali orang-orang yang militan. 

"Mereka ingin Israel diam saja dan membiarkan pasukan pembunuh massal Hamas tetap hidup, bangkit kembali, dan mengulang pembantaian 7 Oktober," kata Netanyahu. (AFP/I-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |