
MENTERI Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menyampaikan apresiasinya atas sikap konstruktif Turki terhadap negosiasi nuklir antara Iran dan AS, yang dimediasi oleh Oman.
Araghchi dan Menlu Turki Hakan Fidan bertukar pandangan melalui telepon tentang perkembangan terbaru dalam hubungan bilateral dan regional, demikian disampaikan Kementerian Luar Negeri Iran dalam sebuah pernyataan.
"Kedua diplomat juga membahas proses negosiasi tidak langsung antara Teheran dan Washington," kata pernyataan itu seperti dilansir Anadolu, Rabu (16/4).
Araghchi menghargai sikap konstruktif Turki mengenai negosiasi tersebut dan memberi tahu diplomat tinggi Turki terkait posisi berprinsip Iran dalam masalah tersebut.
Sementara itu, Fidan menyambut baik proses negosiasi antara kedua negara dan menekankan kesiapan Turki untuk menawarkan segala bentuk dukungan.
Negosiasi tidak langsung antara Teheran dan Washington mengenai program nuklir Iran dimulai Sabtu lalu di Muscat, menyusul kebuntuan berkepanjangan dan meningkatnya ketegangan.
Teheran mengatakan putaran pertama perundingan diadakan dalam suasana yang konstruktif berdasarkan rasa saling menghormati. Putaran pembicaraan berikutnya juga dijadwalkan berlangsung di ibu kota Oman pada hari Sabtu mendatang.
Diskusi ini terutama difokuskan pada program nuklir Iran, karena pemerintahan Donald Trump terus meningkatkan tekanan pada Teheran untuk mencegah pengembangan senjata nuklir.
Trump baru-baru ini mengancam Iran dengan serangan militer dan sanksi sekunder jika Iran gagal mencapai kesepakatan baru dengan AS mengenai program nuklirnya – kesepakatan yang dimaksudkan untuk menggantikan kesepakatan yang dicapai pada tahun 2015.
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, dalam sambutan pertamanya setelah putaran pertama perundingan, mengatakan bahwa meskipun langkah-langkah awal telah positif, Iran tetap berhati-hati.
"Kami tidak terlalu optimis atau terlalu pesimis tentang pembicaraan ini," katanya.
"Tentu saja, kami sangat tidak percaya pada pihak lain," pungkasnya. (H-3)