
KETUA Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Prof. Tjandra Yoga Aditama mengatakan masyarakat umum dapat melakukan pencegahan penularan tuberkulosis (TB) melalui beberapa hal.
"Ada empat pencegahan. Pertama kalau ada yang sakit maka harus segera diobati agar tidak menular ke orang lain," katanya, dikutip Senin (19/5).
Selain itu, ia merekomendasikan vaksinasi Bacillus Calmette-Guerin (BCG) pada bayi sebagai perlindungan sejak dini.
"Walaupun proteksinya hanya sebagian (mencegah TB) berat pada anak dan kematian TB pada anak) tidak melindungi dewasa," jelasnya.
Bagi masyarakat yang memang sesuai dengan kriteria estetika maka dapat diberikan terapi pencegahan tuberkulosis (TPT). Terakhir yakni menerapkan perilaku hidup bersih, sehat untuk menjaga daya tahan tubuh.
Pria yang juga menjabat Direktur Pascasarjana Universitas YARSI ini juga mengungkapkan adanya perkembangan diagnosis untuk penyakit TB.
"Diagnosis tadinya pakai sputum untuk melihat kuman di bawah mikroskop maka sekarang dengan tes cepat molekuler," katanya.
Sementara dari sisi pengobatan, kini sudah ada pengobatan dengan durasi empat bulan selain durasi enam bulan.
Soal vaksin TB yang masih diteliti, ia berharap jika hasil penelitian menunjukkan hal positif maka dapat dihadirkan vaksin baru sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat secara luas.
"Tapi sekarang belum ada (vaksin TB)," katanya.
Lebih lanjut, ia pun melarang pasien yang masih terpapar TB tidak menghentikan pengobatan, karena hal ini mampu menyebabkan dampak yang
serius bagi pasien.
"Tentu jangan sampai berhenti, karena akan ada dua dampak. Pertama, penyakitnya tidak sembuh, dan kedua dapat terjadi kuman yang resisten dan tidak dapat dibunuh oleh obat standard," pungkasnya. (Ant/Z-1)