
Pemerintah terus berupaya mendorong intensitas perdagangan demi mengatasi gejolak perekonomian global. Demi memuluskan upaya tersebut, industri maritim logistik juga harus diperkuat hingga menjadi salah satu pusat maritim di kawasan Asia.
Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia Anindya Bakrie menyebut pemerintah saat ini terus menggenjot intensitas perdagangan dengan sejumlah negara mitra strategis seperti Tiongkok, Uni Eropa, negara-negara anggota BRICS, dan lainnya.
"Semua upaya itu jelas membutuhkan ketersediaan jumlah kapal yang banyak," ujar Anindya melalui siaran pers yang diterima, Rabu (11/6).
Selaras dengan upaya pemerintah, PT Pertamina International Shipping (PIS) selaku Sub Holding Integrated Marine Logistics (SH IML) dari PT Pertamina menyiapkan sejumlah strategi. Direktur Utama PT Pertamina Trans Kontinental (PTK) I Ketut Laba, yang mewakili SH IML, memaparkan saat ini tren pertumbuhan ekonomi masih di sekitar 5%, diikuti dengan permintaan minyak domestik yang diperkirakan naik sekitar 4,5%, serta pengapalan minyak yang juga tumbuh sekitar 5%. Di tengah pertumbuhan positif tersebut, pertumbuhan jumlah kapal di Asia belum bisa mengimbangi lonjakan pasar yang diperkirakan hanya tumbuh 2,5% per tahun. Ketersediaan jumlah dan keandalan kapal diperkirakan jadi pekerjaan rumah yang perlu ditangani guna mengejar kebutuhan pasar.
“Strategi kami di Pertamina adalah mengembangkan kekuatan armada dan menurunkan usia rata-rata kapal. Strategi ekspansi ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan domestik yang akan terus meningkat, tapi juga menangkap peluang bisnis di pasar internasional dengan menyediakan armada yang andal serta memenuhi regulasi,” ujar I Ketut Laba.
Menjaga ketersediaan kapal bukan tanpa tantangan. Salah satu persoalan yang dihadapi industri pelayaran adalah armada yang semakin berumur. COO Caravel Group sekaligus Chairman The Hong Kong Shipowners Association Ltd Angad Banga mengatakan ondisi tersebut mengharuskan peremajaan armada untuk perdagangan ekspor, domestik, serta kebutuhan bahan bakar yang ditentukan untuk pengangkutan tertentu.
PT Pertamina International Shipping (PIS), yang menaungi PTK sebagai SH IML, saat ini tercatat mengelola lebih dari 700 kapal, dengan 106 kapal milik yang diawaki sekitar 10.000 pelaut andal. PTK sendiri berkontribusi terhadap 402 kapal dari total armada. PIS juga terus memperbarui armadanya dengan sejumlah kapal tanker baru yang dilengkapi teknologi mumpuni untuk memenuhi kebutuhan pengangkutan. Total ada 11 armada tanker baru yang PIS hadirkan sepanjang 2024, termasuk 4 kapal Very Large Gas Carrier (VLGC). Dengan penambahan unit-unit baru tahun ini, PIS kini memiliki tujuh tanker VLGC dengan rerata usia 3,42 tahun. (E-3)