
MENTERI Kebudayaan Fadli Zon dan Wakil Menteri Kebudayan Giring Ganesha Djumaryo berkesempatan menerima Menteri Kebudayaan Federasi Rusia, Olga Lyubimova, dalam rangkaian kunjungan kenegaraan setelah menghadiri Pertemuan ke-13 Joint Commission on Trade, Economic, and Technical Cooperation.
Pertemuan tersebut membahas upaya memperkuat hubungan budaya sekaligus untuk mempercepat penyusunan nota kesepahaman di bidang kebudayaan yang akan menjadi fondasi kerja sama budaya Indonesia- Rusia.
Fadli Zon menyampaikan apresiasi atas hubungan bilateral Indonesia dan Rusia yang telah terjalin sejak 1949. “Saya sangat mengapresiasi perayaan 75 tahun hubungan diplomatik antara Rusia dan Indonesia. Ini merupakan tonggak penting dalam sejarah bahwa sejak tahun 1950, Indonesia dan Rusia telah bekerja sama secara terus-menerus untuk memperkuat hubungan antarnegara. Indonesia dan Rusia memiliki semangat yang sama tentang pentingnya dialog antarbudaya yang menjadi elemen mendasar dalam membangun masyarakat yang damai, inklusif, dan adil,” ungkapnya dilansir dari keterangan resmi, Rabu (16/4).
Di bidang kebudayaan, Rusia dan Indonesia telah menjalin kerja sama melalui Perjanjian antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Federasi Rusia tentang Kerja Sama Kebudayaan, yang ditandatangani pada 1998.
“Dalam semangat kerja sama budaya yang telah terjalin sejak ditandatanganinya perjanjian kerja sama budaya pada tahun 1998, Nota Kesepahaman ini diharapkan menjadi kerangka kerja yang kuat untuk memajukan pertukaran budaya dan hubungan antarmasyarakat,” kata Fadli.
Berbagai bentuk kolaborasi telah dan akan terus dikembangkan. Indonesia dan Rusia telah bersama-sama menyelenggarakan pameran foto bertajuk “Marine Ships Must be”, serta Konser Bersama.
Sebagai bentuk timbal balik, Indonesia tengah menjajaki penyelenggaraan acara “Hari Indonesia” di Rusia.
Dalam pertemuan sebelumnya dengan Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Sergei Tolchenov, Fadli Zon juga pernah menyampaikan inisiatif produksi bersama film dokumenter berbasis arsip dari era 1960-an.
“Saya percaya bahwa proyek semacam itu tidak hanya akan melestarikan narasi sejarah, tetapi juga memperkaya pemahaman budaya antarbangsa kita,” ucapnya.
Sebagai bagian dari kerja sama ke depan, Indonesia dan Federasi Rusia berkomitmen untuk terus memperkuat kerja sama kedua negara melalui berbagai capaian seperti produksi film bersama, pengembangan museum dan perpustakaan, serta memfasilitasi keterlibatan institusi dalam penelitian dan pengarsipan.
“Karenanya kami berharap dapat meningkatkan kerja sama dengan lembaga budaya Rusia, seperti Museum State Hermitage dan Galeri State Tretyakov, dan mengeksplorasi bidang bidang kerja sama potensial lainnya. Kami menyambut baik kerja sama di berbagai bidang termasuk museologi, konservasi, praktik kuratorial, lokakarya bersama, dan penelitian akademis,” tegas Fadli Zon.
Adapun terkait bidang perpustakaan, Indonesia berencana memfasilitasi keterlibatan kelembagaan antara perpustakaan nasional masing-masing, dengan penekanan khusus pada studi manuskrip dan pelestarian arsip.
“Saya ingin mengusulkan penerjemahan buku terbitan Rusia tahun 1925 tentang pahlawan nasional Indonesia Tan Malaka ke dalam Bahasa Indonesia,” jelasnya.
Untuk itu Fadli Zon meminta dukungan Federasi Rusia untuk melakukan kerja sama dalam pengembangan sastra, termasuk inisiatif penerjemahan bersama untuk karya-karya klasik dan karya-karya yang dikurasi. (H-3)