Ilmuwan Temukan Pohon Cemara di Finlandia yang Mengandung Emas

2 days ago 11
Ilmuwan Temukan Pohon Cemara di Finlandia yang Mengandung Emas Ilustrasi(freepik)

TUMBUHAN mampu melakukan lebih dari sekadar fotosintesis, bahkan ada yang bisa menghasilkan emas. Di hutan boreal Finlandia utara, ilmuwan menemukan partikel emas mikroskopis di dalam jarum pohon cemara Norwegia. 

Fenomena ini diduga berkaitan dengan mikroba yang hidup di jaringan tanaman tersebut. “Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa bakteri dan mikroba lain yang hidup di dalam tanaman dapat memengaruhi akumulasi emas di pohon,” kata peneliti postdoctoral Kaisa Lehosmaa dari University of Oulu di Finlandia.

Penemuan ini membuka peluang bagi eksplorasi emas yang lebih ramah lingkungan. Selain itu, kemungkinan pemanfaatan proses serupa untuk menarik logam dari air tercemar akibat penambangan.

Para ilmuwan meneliti pohon yang tumbuh di atas endapan emas di Lapland, Finlandia, tepatnya di wilayah tambang emas Kittilä. Kondisi tersebut memungkinkan sejumlah kecil emas terbawa air tanah ke akar lalu naik ke jarum pohon.

Tim penelitian mengumpulkan 138 sampel jarum dari 23 pohon cemara Norwegia. Mereka mencari nanopartikel emas menggunakan mikroskop elektron pemindaian emisi medan dan spektroskopi sinar-X, serta menganalisis gen 16S rRNA untuk memetakan bakteri di dalam jarum. 

Pada empat pohon ditemukan nanopartikel emas yang sering berdekatan dengan kumpulan sel bakteri dalam biofilm, lapisan lengket tempat mikroba hidup berkoloni. Pengurutan DNA menunjukkan bahwa beberapa jenis bakteri, seperti P3OB-42, Cutibacterium, dan Corynebacterium, lebih umum ditemukan pada jarum yang mengandung emas. 

“Hal ini menunjukkan bahwa bakteri spesifik yang berhubungan dengan pohon cemara ini dapat membantu mengubah emas yang larut menjadi partikel padat di dalam jarum,” ujar Dr. Lehosmaa. Ia menambahkan, “Wawasan ini bermanfaat, karena skrining bakteri tersebut pada daun tanaman dapat memfasilitasi eksplorasi emas.”

Emas di dalam tanah bergerak dalam bentuk ion terlarut. Di dalam jarum, lingkungan mikro yang diciptakan oleh biofilm dapat mengubah kondisi kimia lokal sehingga emas menjadi tidak larut dan membentuk partikel kecil. Mikroba memperoleh perlindungan dari biofilm, sedangkan tanaman menetralkan logam agar tidak mengganggu proses biologisnya. 

“Studi terbaru kami memberikan bukti awal tentang bagaimana emas bergerak ke dalam tunas tanaman dan bagaimana nanopartikel emas dapat terbentuk di dalam jarum,” jelas Dr. Lehosmaa.

Tidak semua pohon mengandung nanopartikel emas, karena jalur air dan komposisi mikrobioma tiap pohon berbeda. Jarum dengan kandungan emas lebih tinggi justru memiliki lebih sedikit jenis bakteri, meskipun ada kelompok tertentu yang tampak menjadi indikator keberadaan emas.

Meski posisi partikel emas, bakteri, dan biofilm menunjukkan keterlibatan mikroba, penelitian lanjutan masih dibutuhkan untuk membuktikan proses reduksi emas secara langsung.

Temuan ini memiliki dampak besar bagi eksplorasi mineral. Jika jenis mikroba tertentu berkaitan dengan keberadaan emas, maka survei berbasis tanaman bisa dilakukan dengan lebih akurat dan minim dampak lingkungan. 

Pendekatan ini tidak menggantikan metode geofisika atau geokimia tradisional, melainkan menambah lapisan bukti baru. Di daerah dengan akses sulit atau risiko tinggi, metode ini bisa sangat membantu.

Menurut Dr. Lehosmaa, proses serupa juga dapat dimanfaatkan untuk mengekstraksi logam dari air. “Logam, misalnya, dapat mengendap di dalam jaringan lumut. Mempelajari biomineralisasi juga memungkinkan kita untuk mengeksplorasi bagaimana bakteri dan mikroba yang hidup di lumut akuatik dapat membantu menghilangkan logam dari air,” katanya.

Secara keseluruhan, tumbuhan merupakan holobion, gabungan antara inang dan komunitas mikrobanya. Kedua hal ini bersama-sama mengatur aliran nutrisi dan elemen mikro, serta dalam kasus ini, membantu pembentukan mineral di dalam jaringan tanaman. Di pohon cemara Lapland, mikroba tampak membantu mengunci kepingan emas kecil ke dalam bentuk yang aman dan padat.

Langkah selanjutnya bagi para ilmuwan adalah melakukan eksperimen terarah yang dapat menunjukkan bagaimana mikroba mengubah emas terlarut menjadi partikel padat. Penelitian juga akan diperluas ke spesies tanaman lain dan kondisi geologi berbeda untuk memperkuat pemahaman. Dengan begitu, metode ini dapat berkembang menjadi cara eksplorasi emas yang lebih efisien dan berkelanjutan.

Sumber: earth.com

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |