
RUSIA mengumukan akan meluncurkan penerbangan penumpang langsung dari Moskow ke ibu kota Korea Utara, Pyongyang, pada 27 Juli, menurut otoritas Rusia.
Langkah ini seiring upaya kedua bekas sekutu blok komunis tersebut untuk meningkatkan hubungan menyusul invasi Rusia ke Ukraina pada 2022.
Dimulainya penerbangan reguler antara kedua ibu kota untuk pertama kalinya sejak pertengahan 1990-an, menurut pengumuman blog penerbangan Rusia. Ini menyusul dimulainya kembali layanan kereta penumpang Moskow-Pyongyang, sebuah perjalanan selama 10 hari, pada Juni lalu setelah penangguhan selama lima tahun karena pandemi covid-19.
Penerbangan pertama akan lepas landas di Bandara Sheremetyevo pukul 19.00 waktu setempat (pukul 00.00 waktu Singapura, atau 23.00 WIB, 28 Juli), menurut jadwal bandara.
Penerbangan berdurasi delapan jam tersebut akan dioperasikan oleh Boeing 777-200ER berkapasitas 440 penumpang, demikian dilaporkan kantor berita Rusia, RIA, pada 27 Juli.
Harga tiket mulai dari 44.700 rubel (sekitar Rp11 juta), dan penerbangan perdana tersebut langsung terjual habis.
Otoritas penerbangan sipil Rusia, Rosaviatsia, telah memberikan izin kepada Nordwind Airlines untuk mengoperasikan penerbangan antara Moskow dan Pyongyang dua kali seminggu.
Kementerian Perhubungan Rusia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa untuk saat ini, penerbangan akan beroperasi sebulan sekali. “Untuk membantu membangun permintaan yang stabil," kata Kementerian Perhubungan.
Satu-satunya rute udara langsung antara Rusia dan Korea Utara adalah penerbangan maskapai Korea Utara, Air Koryo, ke Vladivostok di Timur Jauh Rusia, tiga kali seminggu.
Ukraina dan sekutu Barat-nya menuduh Korea Utara memasok artileri dan rudal balistik ke Rusia. Moskow dan Pyongyang membantah tuduhan tersebut.
Pyongyang telah mengerahkan lebih dari 10.000 tentara dan persenjataan ke Rusia untuk mendukung kampanye militer Moskow di Ukraina.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengatakan pada Juli lalu bahwa negaranya siap untuk mendukung tanpa syarat terhadap upaya Moskow dalam menyelesaikan konflik di Ukraina. (The Straits Times/B-3)