Hati-hati! Pola Makan Bisa Memengaruhi Risiko Kanker Paru-Paru

1 week ago 14
Hati-hati! Pola Makan Bisa Memengaruhi Risiko Kanker Paru-Paru pola makan bisa memengaruhi risiko kanker paru-paru(freepik)

KEBANYAKAN dari kita mungkin langsung memikirkan rokok atau polusi udara saat membahas risiko kanker paru-paru. Namun, para peneliti menemukan kaitan yang menarik antara penyakit ini dan kualitas pola makan kita.

Peneliti dari University of Florida dan University of Kentucky menemukan bahwa molekul glikogen yang menyimpan gula sederhana bernama glukosa berpotensi menjadi pemicu beberapa jenis kanker paru-paru.

Glikogen ditemukan dalam kadar tinggi pada sampel jaringan manusia yang mengidap adenokarsinoma paru, jenis kanker paru-paru yang bertanggung jawab atas 40 persen kasus secara global. Dalam uji coba pada tikus, tim peneliti menemukan bahwa semakin banyak glikogen, semakin cepat kanker paru tumbuh. Sebaliknya, ketika molekul ini dihilangkan, pertumbuhan tumor jadi terhambat.

Studi baru ini menggunakan teknik bernama spatial metabolomics, yang memungkinkan ilmuwan mengidentifikasi karakteristik molekul-molekul kecil dalam konteks lokasinya di dalam jaringan tubuh. Dalam riset ini, tim menggunakan platform khusus untuk menganalisis jaringan.

"Platform ini memberikan cara pandang baru dalam melihat penyakit, memungkinkan para peneliti mengenali pola dan interaksi molekuler yang sebelumnya belum terdeteksi dengan detail dan wawasan yang luar biasa," kata ahli biologi molekuler Ramon Sun dari University of Florida.

Sebenarnya, hubungan antara glikogen dan berbagai jenis kanker sudah lama menjadi perhatian ilmuwan. Glikogen tampaknya bisa berfungsi seperti "cemilan manis" bagi sel kanker, memberinya energi untuk tumbuh dengan cepat dan mengalahkan sistem kekebalan tubuh alami kita.

Kita tahu bahwa glikogen berasal dari karbohidrat yang kita konsumsi, dan berfungsi sebagai cadangan energi penting di otot, yang digunakan tubuh saat berolahraga. Glikogen pada dasarnya menyimpan glukosa yang tidak langsung dibutuhkan tubuh.

Namun, glikogen juga bisa menumpuk akibat pola makan tinggi lemak dan tinggi karbohidrat. Dalam studi ini, tikus yang diberi pola makan seperti itu mengalami pertumbuhan kanker paru yang jauh lebih cepat dibandingkan tikus yang mendapat diet tinggi lemak, tinggi karbohidrat, atau diet biasa.

Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan hubungan langsung antara pola makan dan kanker paru-paru pada manusia, tetapi tampaknya ada kaitan yang patut diperhatikan.

"Untuk jangka panjang, pendekatan kita dalam mencegah kanker sebaiknya meniru kesuksesan kampanye anti-rokok dengan lebih menekankan pada kesadaran publik dan strategi berbasis kebijakan yang mendorong pilihan makan yang lebih sehat sebagai bagian mendasar dari pencegahan penyakit," ujar Sun.

Perlu dicatat, kadar glikogen tinggi hanya ditemukan pada jaringan adenokarsinoma paru pada manusia, dan tidak pada jenis kanker paru lain seperti karsinoma sel skuamosa. Ini menjadi hal yang perlu diteliti lebih lanjut.

Untuk saat ini, temuan ini menjadi pengingat penting tentang betapa besar peran pola makan terhadap kesehatan secara keseluruhan. Sama seperti daging merah dan alkohol yang diyakini bisa meningkatkan risiko beberapa jenis kanker, pola makan ala Barat mungkin juga harus dimasukkan ke dalam daftar faktor risiko kanker paru-paru.

"Kanker paru-paru selama ini tidak dianggap sebagai penyakit yang berkaitan dengan pola makan," kata Sun. 

"Penyakit seperti kanker pankreas atau hati, iya. Tapi untuk kanker paru-paru, ide bahwa pola makan punya peran hampir tidak pernah dibahas,” tambahnya.

Sumber: sciencealert.com

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |