Hadirkan Pendidikan IT yang Inklusif untuk Anak Yatim Piatu dan Dhuafa

4 hours ago 1
Hadirkan Pendidikan IT yang Inklusif untuk Anak Yatim Piatu dan Dhuafa Ilustrasi(Dok Timedoor Academy)

PENDIDIKAN inklusif menjadi jembatan bagi anak-anak yang memiliki keterbatasan untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang lebih baik untuk bekal masa depannya. Keterbatasan ekonomi dan sarana prasarana di tempat tinggal sering kali menjadi hambatan bagi anak yatim dan duafa untuk memperoleh pendidikan setinggi-tingginya.

Oleh karena itu, PT Bank JTrust Indonesia Tbk (J Trust Bank), bagian dari J Trust Co., Ltd  menjalin kerja sama dengan Timedoor Academy dalam program CSR bertajuk ”Pelatihan IT Education untuk Anak Yatim Piatu dan Dhuafa. Pelatihan ini diberikan kepada 15 anak usia 7 – 18 tahun di desa Seraya Timur, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem Bali.

Program ini bertujuan memberikan pendidikan teknologi informasi (IT) yang inklusif bagi anak-anak yang memiliki keterbatasan baik dari faktor ekonomi maupun sarana prasarana di area tempat tinggalnya.

Bersama dengan Timedoor Academy, sebagai mitra pelaksana CSR J Trust Bank akan melakukan beberapa intervensi yaitu menyelenggarakan Training of Trainters (TOT) untuk guru lokal berupa pelatihan teknis dan pedagogis hingga memperoleh sertifikasi sebagai pengajar IT.

Selain itu, Timedoor Academy akan menyediakan Learning Management System (LMS) serta materi pembelajaran digital. Terakhir, akan ada pelatihan tatap muka intensif setiap minggu kepada 15 peserta disesuaikan dengan jenjang pendidikannya yaitu SD, SMP, dan SMA selama 12 bulan.

Pada acara pembukaan program, Direktur Utama J Trust Bank Ritsuo Fukadai mengatakan, J Trust Bank menyadari pentingnya pengembangan sistem dan teknologi sebagai salah satu penopang kehidupan manusia di masa depan.  "Melalui program ini, J Trust Bank berkomitmen untuk menghadirkan literasi teknologi informasi yang inklusif bagi generasi penerus Indonesia," kata dia.

Pada pembukaan program sekaligus diselenggarakannya kelas IT Education pertama, CEO Timedor Academy, Yutaka Tokunaga, menyampaikan ia sangat terkesan dengan semangat yang ditunjukkan anak-anak saat mengikuti workshop pengenalan coding di Desa Seraya. 

"Anak-anak menunjukkan antusiasme luar biasa saat menghadapi berbagai tantangan coding yang diberikan oleh mentor mereka. Berbekal familiaritas dengan game di smartphone, mereka dengan cepat memahami bagaimana memberi perintah pada karakter yang mereka ciptakan. Meski awalnya menghadapi tantangan akibat keterbatasan literasi digital, semangat mereka tidak surut,"kata Tokunaga. 

"Dengan motivasi tinggi, anak-anak ini bertekad untuk belajar secara intensif selama 12 bulan ke depan, dengan impian besar: suatu hari nanti mereka dapat menciptakan game mereka sendiri, seperti game yang selama ini mereka mainkan,” lanjutnya. 

”Melihat semangat tersebut, kami percaya bahwa setiap anak memiliki potensi untuk bukan hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pencipta. Melalui program ini, kami ingin mengubah pengguna teknologi menjadi penicpta dan membantu mereka membangun masa depan yang cerah melalui teknologi informasi,” sambung Yutaka Tokunaga.(H-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |