
MENYUSUL ditemukannya kasus antraks pada pertengahan April 2025 ini, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta terus meningkatkan edukasi kepada masyarakat utamanya kalangan peternak dan menggencarkan vaksinasi ternak.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul Wibawani Handayani, hari Jumat mengatakan jajarannya bergerak cepat melakukan pencegahan dan pengendalian penyakit hewan yang dapat menular pada manusia.
"Setelah mendapat informasi kami melakukan survei lapangan untuk memastikan kejadian itu,pengambilan sampel dan kemudian uji laboratorium. Hasilnya memang positif antraks," kata Wibawani.
Sebelumnya dilaporkan, setidaknya ada dua klaster antraks yang muncul di Gunungkidul, yakni di Kalurahan Tileng, Kapanewon Girisubo dan di Kalurahan Bohol, Kapanewon Rongkop. Hasil survei lapangan sekurangnya ada 25 orang yang terpapar dan kini terus mendapat pemantauan. Diketahui pula ada empat orang yang kontak langsung dengan seekor sapi yang mati.
Lebih lanjut Wibawani menjelaskan, selain melakukan survei dan kemudian vaksinasi antraks, jajarannya juga melakukan penyiraman disifektan pada lokasi sapi mati serta lokasi yang digunakan untuk menyembelih sapi yang mati tersebut. "Vaksinasi kami berikan untuk 130 ekor sapi dan 248 ekor kambing,"katanya.
Ia kembali mengingatkan masyarakat, agar jika menemukan ternaknya mati, segera melapor ke Puskeswan setempat agar diperiksa dna ditangani. "Jangan disembelih dan dikonsumsi," katanya. (H-2)