Gelombang Capai 1,5 Meter, BMKG Imbau Nelayan Kepri Hindari Pelayaran

1 week ago 14
Gelombang Capai 1,5 Meter, BMKG Imbau Nelayan Kepri Hindari Pelayaran ombak tinggi.(MI/Hendri Kremer.)

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Maritim Natuna mengeluarkan peringatan kepada masyarakat maritim di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) terkait potensi cuaca ekstrem yang diperkirakan akan terjadi dalam beberapa hari ke depan. Berdasarkan prakiraan cuaca terbaru, gelombang laut di beberapa perairan Kepri dapat mencapai ketinggian hingga 1,5 meter, terutama di wilayah perairan Lingga.

Prakirawan BMKG Kepulauan Riau, Riza Juniarti, mengatakan BMKG Kepri memperkirakan bahwa kondisi cuaca ini akan berlangsung dari tanggal 13 hingga 16 April 2025. ''Selama periode tersebut, hujan ringan hingga hujan petir diprediksi akan melanda beberapa wilayah, termasuk Kepulauan Subi – Serasan, Batam, dan Bintan. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko bagi aktivitas pelayaran dan perikanan di wilayah tersebut," katanya, Sabtu (12/4).

Sehubungan dengan prakiraan cuaca ini, BMKG mengimbau para nelayan dan operator kapal untuk meningkatkan kewaspadaan dan, jika memungkinkan, menunda aktivitas pelayaran hingga kondisi cuaca membaik. Gelombang setinggi 1,5 meter dapat menimbulkan bahaya bagi kapal-kapal kecil, sehingga penting untuk selalu memantau informasi cuaca terkini.

Masyarakat maritim disarankan untuk selalu memperbarui informasi cuaca melalui situs web resmi BMKG Maritim atau aplikasi cuaca yang tersedia. Dengan demikian, keselamatan dan keamanan aktivitas di laut dapat lebih terjamin.

Sebagian besar nelayan memahami risiko cuaca buruk, tetapi tekanan ekonomi memaksa mereka untuk tetap melaut meski dalam kondisi terbatas.

"Saya baru beli kapal motor tahun lalu, modal utang. Kalau harus berhenti 3-4 hari, cicilan bisa telat. Tapi saya juga takut ombak besar seperti di Lingga itu. BMKG sudah kasih info, tapi nelayan seperti kami sering terjepit antara kebutuhan dan keselamatan," kata Ahmad, 28, nelayan muda di Batam.

Nelayan lain juga berkomentar, Joko, 50, ketua Kelompok Nelayan , sudah waktunya Batam dan kawasan di Kepri lainnya memerlukan  peringatan dini agar nelayan lebih cepat tahu informasi terkini cuaca. "Kami apresiasi peringatan BMKG, tapi nelayan di sini butuh solusi konkret. Misalnya, ada sistem peringatan dini yang lebih cepat atau posko darurat saat cuaca ekstrem. Jangan hanya larang melaut, tapi tidak ada alternatif penghasilan," ujarnya.

BMKG juga mengingatkan bahwa perubahan cuaca dapat terjadi dengan cepat, sehingga penting untuk selalu waspada dan siap menghadapi kondisi yang tidak terduga. Keselamatan adalah prioritas utama, dan keputusan untuk menunda pelayaran dapat mencegah terjadinya insiden yang tidak diinginkan. (H-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |