
MD Pictures baru saja menggelar pemutaran film Pabrik Gula Uncut untuk versi layar Imax di mal Agora, Jakarta Pusat. Ini menjadi momen spesial karena untuk pertama kalinya jajaran pemeran menyaksikan film Pabrik Gula seutuhnya dalam format Imax.
Film Pabrik Gula sendiri akan memiliki dua versi, yakni Pabrik Gula dan Pabrik Gula Uncut. Nantinya, kedua versi film tersebut akan tayang secara bersamaan saat lebaran. Bedanya, versi Uncut hanya akan tayang saat jadwal tayang bioskop malam di atas pukul 20:00.
“Pabrik Gula Uncut itu lebih lengkap. Memang ada limitasi, hanya untuk 21+. Lebih enak nonton yang uncut version, karena utuh sekali pengalamannya. Jadi kan ada Pabrik Gula yang tayang di 4DX, Imax, dan Dolby Atmos, itu di semuanya akan selalu ada dua versi, Pabrik Gula dan Pabrik Gula Uncut,” jelas produser Pabrik Gula Manoj Punjabi, Senin, (17/3).
“Kami sangat bangga bisa menghadirkan Pabrik Gula dalam format Imax yang memberikan pengalaman menonton lebih mendalam dan berkesan. Melihat reaksi para pemain dan rekan-rekan media, saya yakin Pabrik Gula akan menghibur penonton film Indonesia di lebaran 2025,” tambah Manoj Punjabi.
Film Pabrik Gula disutradarai oleh Awi Suryadi, dengan penulis skenario Lele Laila. Film ini diadaptasi dari karya Simple Man, menjadi reuni ketiganya setelah KKN di Desa Penari yang menjadi film Indonesia terlaris sepanjang masa.
Pabrik Gula mengikuti kisah para buruh pabrik gula musiman. Endah, Fadhil, Dwi, Hendra, Wati, Ningsih, dan Franky berangkat bersama puluhan orang lainnya ke sebuah pabrik gula untuk menjadi buruh musiman. Setiap tahun pabrik gula mempekerjakan orang-orang dari desa sekitar untuk mempercepat proses penggilingan tebu di musim panen.
Awalnya semua berjalan wajar tanpa keanehan, sampai suatu malam, Endah terbangun dan keluar dari mes/loji tempatnya menginap demi membuntuti sosok misterius. Sejak kejadian malam itu, para buruh mulai mengalami teror yang terus meningkat, mulai dari kecelakaan kerja yang menimpa salah satu dari mereka, sampai tewasnya seorang buruh secara mengenaskan di sumur belakang. Kemudian terungkap bahwa pabrik tersebut berdampingan dengan kerajaan demit, sesuatu telah membuat para demit marah sehingga sekarang mereka menuntut nyawa para buruh. (M-3)