Fenomena #KaburAjaDulu, PSI: Merantau ke Luar Negeri Harus Penuh Perhitungan

2 weeks ago 17
Fenomena #KaburAjaDulu, PSI: Merantau ke Luar Negeri Harus Penuh Perhitungan #KaburAjaDulu(MI/Mustain)

TANDA pagar atau tagar #kaburajadulu merangkum keresahan generasi muda terhadap kondisi Tanah Air di awal 2025. Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyatakan sah-sah saja jika ada putra-putri Indonesia yang ingin pergi bekerja di luar negeri seperti yang diekspresikan lewat tagar #kaburajadulu. 

“Tidak ada salahnya merantau ke luar negeri untuk bekerja, menambah wawasan dan pengalaman. Berangkatlah dengan penuh perhitungan, termasuk memahami dengan baik situasi di negara tujuan. Tapi kalau pergi karena keliru menilai keadaan negeri sendiri atau termakan hasutan pihak tak bertanggung jawab, ya kami menyayangkan,” kata Wakil Ketua Umum DPP PSI Andy Budiman lewat keterangan yang diterima, Selasa (25/2).

Ia menambahkan, sejumlah kajian beberapa lembaga internasional memprediksi pertumbuhan ekonomi dunia akan melambat di kisaran 3% hingga 2026. Pada 2024, di beberapa negara seperti Jepang, bahkan tidak sampai 1%.

“Sementara, di tengah situasi global yang cukup menantang tersebut, perekonomian Indonesia 2024 tumbuh mantap di kisaran 5%. Kita tahu semakin tinggi angka pertumbuhan ekonomi sebuah negara, semakin tinggi kemampuan menyerap tenaga kerja,” paparnya.

Ia optimistis pemerintahan Presiden Prabowo Subianto terus berinovasi. Salah satunya membentuk Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau BPI Danantara. Danantara, menurutnya, adalah kekuatan energi masa depan bagi Indonesia. 

“Dengan keberadaan Danantara, akan tumbuh lapangan-lapangan kerja baru dari investasi program strategis yang selama ini belum terwujud. Misalnya di bidang infrastruktur dan energi terbarukan,” imbuh Andy.

Ia juga mewanti-wanti masyarakat yang ingin keluar negeri. Menurutnya, harus diperhatikan situasi di sejumlah negara yang pemerintahan dan warganya kurang bersahabat dengan pendatang. Misalnya, kebijakan Presiden AS Donald Trump

“Jadi intinya, persiapan yang matang dan cermat. Kalau cuma mengikuti emosi sesaat karena hasutan sejumlah pihak, lebih baik jangan,” pungkasnya. (I-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |