
KAMIS (17/4) malam sekitar pukul 21.25 WIB, Gunung Semeru kembali mengalami erupsi. Gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, itu menghasilkan tinggi letusan sekitar 700 meter di atas puncak.
"Tinggi kolom letusan teramati sekitar 700 meter di atas puncak atau 4.376 meter di atas permukaan laut (mdpl)," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Liswanto, dalam laporan tertulis yang diterima di Lumajang.
Menurutnya kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah barat daya. Saat laporan itu dibuat, erupsi masih berlangsung. Berdasarkan data petugas, Gunung Semeru tercatat mengalami erupsi sebanyak 14 kali pada Kamis ini sejak pukul 04.00 WIB hingga 23.00 WIB dengan tinggi letusan 700 meter hingga 1.000 meter di atas puncak.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi terkait dengan status Gunung Semeru yang masih waspada atau level II, yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 8 kilometer dari puncak (pusat erupsi). Kemudian di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
"Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar," ungkap Liswanto.
Masyarakat juga perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai dan lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.(M-2)