Empat Musibah Dalam Sepekan, Enam Warga NTT Tewas

1 day ago 9
Empat Musibah Dalam Sepekan, Enam Warga NTT Tewas Tim SAR mengevakuasi tiga nelayan yang terombang-ambing di laut antara Pulau Pemana dan Pulau Besar, Kabupaten Sikka pada 26 Maret 2025.(Basarnas Maumere)

Badan Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kupang dan Basarnas Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat empat musibah kecelakaan akibat cuaca buruk dan banjir sejak 22-27 Maret 2025.

Dari empat kejadian tersebut, tercatat enam orang tewas dan belasan orang selamat. 

Musiba pertama, tenggelamnya kapal wisata Raja Bintang 2 di Perairan Pulau Kelor, Kabupaten Manggarai Barat pada 22 Maret, sebanyak tujuh wisatawan asing dan tiga WNI dievakuasi dalam keadaan selamat.

Kemudian seorang warga Desa Oetuke, Kecamatan Kolbano, Timor Tengah Selatan bernama Hengki Feo, 21,
tewas terseret gelombang saat berenang di Pantai Tasi Oetune di desa setempat pada 25 Maret sekitar pukul 17.35 Wita.  

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kupang Mexianus Bekabel mengatakan, jenasah korban baru ditemukan pada 26 Maret sekitar pukul 14.20 Wita.

"Awalnya korban mandi menggunakan pelampung ban dalam dan jarak sekitar 6-8 Meter dari darat. Korban merasa airnya masih dangkal sehingga melepaskan pelambung, saat itu juga gelombang menghempaskan korban hingga tenggelam," ujarnya.

Musibah berikutnya kapal pemancing ikan yang mengangkut tujuh orang termasuk Polisi NasDem NTT dan Mantan Bupati Timor Tengah Utara dua periode, Raymundus Fernandes tenggelam akibat diterjang angin kencang dan gelombang tinggi pada 27 Maret dini hari.

Musibah itu mengakibatkan Raymundus tewas bersama empat orang lainnya yang masing-masing berstatus bapak dan anak, sedangkan tiga orang selamat.

Persis seperti kejadian di Timor Tengah Utara, tiga nelayan Sikka diterjang gelombang tinggi di perairan antara Pulau Pemana dan Pulau Besar, barhasil dievakuasi oleh Tim SAR dengan selamat.

Kepala Basarnas Maumere, Fathur Rahman mengatakan, tiga nelayan tersebut melaut pada 26 Maret pukul 15.00 Wita, namun sampai keesokan harinya mereka tidak kembali. Selanjutnya, keluarga tiga nelayan ini tersebut minta SAR melakukan pencarian dan pertolongan.

"Tiga nelayan ini berangkat dari Desa Goja Gete dan harusnya kembali pukul 21.00 Wita, karena tidak pulang, dilaporkan ke kantor SAR," ujarnya. (H-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |