
PEMERINTAH dan DPR didorong untuk memberikan insentif nyata bagi pelaku usaha dan sopir angkutan online (daring). Setidaknya ada empat insentif yang diusulkan Organisasi Angkutan Sewa Khusus Indonesia (Oraski).
"Kami berharap ada penghapusan PPN dan PPh atas pembelian kendaraan operasional, potongan pajak untuk pembelian suku cadang, subsidi program edukasi dan pelatihan untuk driver, serta pendekatan perlindungan usaha yang selama ini juga diberikan kepada taksi konvensional," papar Ketua Umum Oraski, Fahmi Maharaja, dalam keterangannya, Senin (19/5).
Fahmi menekankan bahwa jika pemerintah atau DPR tetap memaksakan intervensi pada regulasi tarif dan potongan yang bukan ranah kewenangannya, risiko keruntuhan seluruh ekosistem transportasi online sangat besar. "Kalau aplikator sampai tutup karena regulasi tidak tepat, jutaan driver bisa kehilangan pekerjaan," ujar Fahmi.
Pihaknya menyatakan secara tegas tidak akan ikut serta dalam aksi demonstrasi pada 20 Mei 2025. Ini sejalan dengan sikap jutaan mitra pengemudi online lain yang memilih untuk tetap on-bid demi menghidupi keluarga, imbuh dia, ketimbang mengikuti mobilisasi politik yang tidak mencerminkan aspirasi asli pengemudi.
Ia menilai bahwa kesejahteraan pengemudi harus diperjuangkan melalui pendekatan yang konstruktif dan rasional, bukan dengan mobilisasi politik atau tekanan jalanan yang bisa mengganggu stabilitas ekosistem transportasi online yang selama ini sudah terbentuk dan berjalan dengan baik.
Selama ini ORASKI memperjuangkan kesejahteraan driver online melalui pendekatan langsung kepada aplikator, mendorong program garansi pendapatan harian yang kini telah dinikmati ribuan driver. Ia menilai bahwa revisi Undang-Undang Lalu Lintas sebaiknya diarahkan untuk meningkatkan kualitas layanan dan keselamatan pengguna, bukan semata-mata perubahan status atau pembatasan tarif yang berpotensi melemahkan daya saing.
"Kami ingin keberlangsungan ekosistem transportasi online tetap terjaga. Jangan rusak dengan regulasi yang keliru arah. Kami ingin solusi jangka panjang, bukan sensasi jangka pendek," tands Fahmi.
Oraski percaya bahwa keberlangsungan sektor transportasi online hanya bisa dijaga melalui dialog yang sehat, regulasi yang proporsional, serta keterlibatan nyata dari para pelaku utamanya, yakni mitra pengemudi sendiri. Pihaknya akan terus berada di jalur perjuangan yang rasional dan solutif. (I-2)