
Keberadaan ekosistem Sampoerna Retail Community (SRC) selama 17 tahun telah menjadi kekuatan ekonomi kerakyatan yang memilik daya saing. Direktur PT SRC Indonesia Sembilan (SRCIS) Romulus Sutanto mengungkapkan perjalanan panjang SRC selama lebih dari satu setengah dekade telah membentuk ekosistem UMKM yang tangguh.
"Lebih dari sekadar jaringan usaha, ekosistem SRC telah menjadi kekuatan ekonomi kerakyatan yang memperkuat daya saing melalui pendekatan yang inklusif dan berkelanjutan,” ujar Romulus dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (20/5).
SRC kini menaungi lebih dari 250.000 toko kelontong yang tersebar di seluruh pelosok Tanah Air. Dampaknya tidak hanya dirasakan oleh individu, tetapi juga keluarga, masyarakat luas, hingga perekonomian daerah bahkan nasional. Ekosistem tersebut membantu terciptanya transformasi UMKM melalui berbagai pelatihan dan pendampingan yang memperkuat pengetahuan bisnis pemilik toko.
SRC juga menghadirkan identitas visual yang seragam dan profesional, menciptakan citra baru toko kelontong yang lebih modern. Ketiga, sistem distribusi diperkuat melalui kemitraan yang menjamin pasokan barang secara efisien.
"Seluruh langkah ini membentuk ekosistem yang tidak hanya adaptif terhadap perubahan zaman, tetapi juga berakar kuat pada semangat gotong royong," katanya.
Dalam perjalanannya, ada peran penting pendampingan dari SRC yang menjadi simbol dari perubahan yang lebih besar, yakni mendorong modernisasi toko kelontong agar tetap relevan, efisien, dan berdaya saing di era digital. Melalui ekosistem yang terintegrasi, SRC didukung oleh aplikasi AYO by SRC sebagai aplikasi digital yang membantu pengembangan bisnis UMKM.
“Ekosistem SRC hadir bukan sekadar sebagai pendamping, tetapi sebagai kekuatan yang mendorong transformasi ekonomi dari akar rumput," tandasnya. (Ant/E-3)