
PULUHAN siswa SDN Marabahan Baru, Kecamatan Anjir Muara, Kabupaten Barito Kuala sangat antusias membaca sekaligus mengikuti permainan dalam komik digital tentang pelestarian Bekantan (nasalis larvatus). Komik tersebut disosialisasikan oleh kelompok mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin.
Alur cerita dalam komik yang diisi gim edukasi lingkungan ini menjadi daya tarik bagi siswa dan guru. Banyak dari mereka yang awalnya tidak mengetahui tentang habitat kera hidung panjang Bekantan serta pelestarian lingkungan.
"Komik digital ini merupakan bagian dari proyek sosial dalam program Youth in Action yang dilakukan ULM Banjarmasin bekerjacsama dengan Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) dan mendapat dukungan PT Kalimantan Prima Persada," kata koordinator kegiatan edukasi Ferry Setyawan, Sabtu (26/4).
Komik digital ini dirancang agar pengguna (user) mendapatkan sebuah pengalaman bermain yang interaktif. Pengguna akan terlibat langsung dalam alur permainan. Setiap keputusan pengguna akan difungsikan sebagai input yang akan memengaruhi alur cerita pada permainan. Alur cerita dalam gim ini berkaitan dengan kelestarian bekantan sebagai spesies yang dilindungi.
"Jika pengguna membuat suatu keputusan kecil, namun dalam jangka panjang akan memberikan dampak negatif terhadap ekosistem bekantan, maka cerita akan diakhiri dengan kepunahan bekantan hingga tinggal nama dan ceritanya saja. Rusaknya ekosistem mangrove sebagai habitat bekantan misalnya melalui cerita semakin panas suhu bumi akibat semakin tingginya emisi gas rumah kaca (GRK), kemudian juga efek negatif seperti terjadinya abrasi bencana yang diakibatkan gelombang pasang yang destruktif, dan masih banyak efek negatif lainnya," papar Ferry.
Ferry menambahkan pada tahun 2004, populasi bekantan diperkirakan mencapai 25.000 ekor, dengan 5.000 ekor berada di kawasan konservasi. Sedangkan pada 2017, menurut data BKSDA Kalsel turun signifikan menjadi hanya 2.224 ekor. Penurunan populasi ini disebabkan oleh kegiatan pertanian dan pengelolaan lahan yang mempersempit habitat (Wilson & Wilson, 1975; Alikodra, 1997).
Faktor lain yang menyebabkan penurunan populasi bekantan adalah kerusakan habitat akibat pembangunan dan kebakaran hutan, serta perburuan liar (SBI, 2017).
Kepala SDN Marabahan Baru Fahrullah mengapresiasi sosialisasi komik digital kepada siswanya dan berharap dalam jangka panjang para siswa akan ikut berpartisipasi melestarikan ekosistem bekantan, lingkungan dan keragaman biodiversitas. "Keragaman biodiversitas dan kelestarian alam ini akan memberikan potensi secara ekonomi dengan penyediaan jasa lingkungan bagi masyarakat," ujarnya.
Edukasi lingkungan dan sosialisasi komik digital ini juga disertai kegiatan susur sungai melihat habitat bekantan di sepanjang hutan mangrove Sungai Barito yang diikuti para siswa dan tenaga didik SDN Marabahan Baru.(M-2)