Dokter Gaza Pingsan Saat Menyelamatkan Pasien yang Kelaparan

12 hours ago 3
Dokter Gaza Pingsan Saat Menyelamatkan Pasien yang Kelaparan Kelaparan massal melanda Gaza, membuat dokter bekerja dalam kondisi lemah dan pingsan saat bertugas. Lebih dari 900 ribu anak kini menderita kelaparan parah.(CNN)

Di Rumah Sakit Nasser, Gaza Selatan, Dr. Mohammad Saqer bekerja dalam kondisi kelaparan. Ia sempat pingsan saat merawat pasien. Setelah diberi cairan infus dan sedikit jus kemasan dari seorang dokter asing, ia bangkit dan melanjutkan shift 24 jam.

“Ini bukan karena diabetes, tapi murni kelaparan. Tidak ada gula, tidak ada makanan,” kata Saqer kepada CNN. Ia mengaku hanya mendapat sepiring kecil nasi per hari, sama seperti rekan-rekannya.

Kondisi serupa terjadi di berbagai rumah sakit Gaza. Dokter Fadel Naim, Direktur Rumah Sakit Al-Ahli Al-Arabi, mengungkapkan beberapa tenaga medis bahkan pingsan saat operasi karena kekurangan gizi. “Jika kami mendapat satu kali makan sehari, itu sudah sangat beruntung. Banyak yang bekerja 24 jam tanpa henti,” ujarnya.

Lebih dari 100 organisasi kemanusiaan internasional minggu ini memperingatkan para tenaga medis di Gaza “perlahan-lahan ikut layu di depan mata mereka.”

900.000 Anak Gaza Kelaparan

Bangsal anak di Rumah Sakit Nasser penuh dengan bayi kurus kering yang wajah, tulang rusuk, dan tulang belakangnya tampak menonjol. Sebagian terlalu lemah bahkan untuk menangis. Perut mereka buncit, tanda klasik malnutrisi parah.

Yasmin Abu Sultan, seorang ibu, hanya bisa memberi putrinya makan dengan suntikan kecil berisi sedikit cairan. “Kami butuh buah dan sayur, tapi tak ada apa-apa. Ibu-ibu tak lagi bisa menyusui karena tubuh mereka juga kelaparan,” katanya.

Di tenda pengungsian dekat Rumah Sakit Al-Ahli, Hidaya Al Mtawwaq merawat putranya yang berusia tiga tahun dan kini hanya berbobot 6 kilogram. “Dia tak bisa berdiri, tak bisa bergerak seperti dulu. Saya hanya bisa memberinya sedikit susu,” ujarnya.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 900.000 anak kini kelaparan, dan 70.000 di antaranya sudah menunjukkan tanda malnutrisi serius.

Kelaparan yang Diciptakan Manusia

Organisasi Dokter Tanpa Batas menyebut kasus malnutrisi akut pada anak di bawah lima tahun meningkat tiga kali lipat hanya dalam dua minggu terakhir. Dr. Naim menegaskan, anak-anak yang lahir di masa perang sangat rentan mengalami kerusakan perkembangan otak dan motorik yang akan berdampak seumur hidup.

Kelangkaan pangan diperparah blokade Israel setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Meski bantuan mulai masuk, jumlahnya sangat minim dan tak menjangkau mereka yang paling membutuhkan. Bahkan, lebih dari 1.000 warga tewas saat mencoba mencari makanan sejak Mei lalu.

Direktur WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyebut kondisi Gaza sebagai “kelaparan massal buatan manusia.” Namun, Menteri Warisan Israel, Amihai Eliyahu, sempat mengklaim “tidak ada kelaparan di Gaza”, pernyataan yang dikecam oposisi Israel sebagai “bencana moral.”

Dokter yang Merawat Sambil Memikirkan Keluarga yang Lapar

Dr. Saqer mengaku belum bertemu istrinya dan anak-anak selama tiga bulan karena harus selalu siaga di rumah sakit. “Ketika istri saya bilang tidak ada makanan, saya pergi ke pasar. Dua kilogram tepung harganya 310 shekel (sekitar Rp1,5 juta). Tepung kini seperti emas,” ujarnya.

Ia menegaskan, para dokter tetap berpegang pada sumpah profesi meski tubuh mereka juga semakin lemah. “Kami menguatkan satu sama lain, mengingatkan bahwa profesi ini berakar pada kemanusiaan. Kami tak boleh meninggalkan tugas ini, apa pun yang terjadi.” (CNN/Z-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |