
REMAJA 18 tahun bernama Muammar, ditangkap oleh pihak Datasemen Khusus (Densus) 88 saat sedang membeli air galon, Sabtu (24/5) petang. Penangkapan terjadi sekitar 300 meter dari rumahnya, depan SMP Citra, di Jalan SD Daeng Ngemba, Samata, Makassar, karena diduga sebagai teroris atau terlibat aktivitas terorisme.
Menurut keterangan ibunya, Sitti Khadijah, Muammar adalah anak pertama dari empat bersaudara. Ia dikenal sebagai sosok yang tidak banyak bergaul dan lebih banyak menghabiskan waktu di rumah.
"Dia tidak bekerja, hanya mengajar di rumah tahfidz, seperti ustad," ungkap Khadijah.
Ia menambahkan, jika Muammar saat ini, juga masih bersekolah di kelas 3 sekolah menengah atas (SMA) dan aktif mengajar di pondok tahfidz di daerah tersebut.
Khadijah menjelaskan bahwa ia tidak mengetahui secara pasti apa yang terjadi saat penangkapan. Tapi diberi tahu oleh adik bungsunya, jika Smmar ditangkap. "Adiknya tadi yang bungsu bilang, ditangkap ki Ammar, ummi," jelasnya.
"Saya tidak ada di lokasi saat kejadian, saya pergi mencari informasi dan kebetulan melihat mobil polisi. Saya bertanya kepada pak RW, dan dia mengonfirmasi bahwa anak saya ditangkap," tambah Khadijah.
Ketua RW 04 Lingkungan Biring Liukang, Kelurahan Samata, Kecamatan Somba Opu, Makassar, Sulawesi Selatan Nasir Daeng Nai, juga memberikan keterangan mengenai penangkapan tersebut. Ia menyebutkan bahwa Muammar diamankan karena ada dugaan keterlibatan dalam aktivitas jaringan terorisme.
Nasir juga mengungkapkan jika Muammar yang ditangkap itu mengajar di rumah tahfidz di belakang Taman Makam Pahlawan Romang Lompoa, Gowa, karena kebetulan daerah tersebut perbatasan antara Makassar dan Gowa. "Selain itu, saya tidak tahu aktivitas lain yang dia lakukan," ungkapnya.
Saat ini, Muammar telah dibawa oleh pihak kepolisian. Hanya saja belum ada keterangan resmi dari pihak terkait. Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Didik Supranoto yang hubungi terpisah mengaku belum memonitor kejadian tersebut. (H-3)