Contoh Sukses, Kampung KB di Jatirejo Semarang Berhasil Nihilkan Stunting dan Berdayakan Lansia

10 hours ago 3
Contoh Sukses, Kampung KB di Jatirejo Semarang Berhasil Nihilkan Stunting dan Berdayakan Lansia Ilustrasi(MI/IHFA FIRDAUSYA)

JATIREJO, sebuah kelurahan di sudut Kota Semarang, Jawa Tengah, menjadi contoh keberhasilan pemberdayaan dan penguatan institusi keluarga di tingkat desa. Kelurahan ini telah menjalankan program Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB) dari Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sejak 2017.

Kampung KB adalah sebuah program pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup keluarga di tingkat desa atau kelurahan. Ia menjadi wadah bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi dan pelayanan terkait keluarga berencana, kesehatan reproduksi, serta kesejahteraan keluarga.

Media Indonesia dan awak media lain berkesempatan mengunjungi Kelurahan Jatirejo untuk melihat langsung pelaksanaan Kampung KB di wilayah ini, serta berbagai pencapaian yang telah diraih. Walaupun hari sudah gelap ketika kami sampai pada Jumat (25/7), suasana asri dan kondusif langsung terasa.

Kami diajak berkeliling menggunakan odong-odong di kelurahan yang juga sudah menjadi desa wisata itu. Kelurahan Jatirejo terbagi menjadi empat rukun warga (RW). Ketua Rumah Data Kependudukan (RDK) Kelurahan Jatirejo Dwi Sayekti Kadarini yang menjadi pemandu kami menceritakan, setiap RW dijadikan kampung tematik.

"Ada kampung tematik Kokolaka (kampung olahan kolang-kaling), Kambera (kampung cabe rawit) aneka olahan cabe, Kajera (kampung jahe merah), dan kampung edukasi wisata green fresh farm (GFFF) untuk aneka olahan susu dan es krim," tuturnya.

Setiap kampung memproduksi olahan yang menjadi ciri khas masing-masing. Misalnya aneka olahan kolang-kaling, seperti es kolang-kaling, kerupuk kolang-kaling, dan sego guling (sego gudangan dan oseng kolang-kaling).

Selanjutnya produk dari Kambera seperti wedang dan keripik dari tanaman yang ditanam di kampung itu. Sementara Kajera memproduksi aneka olahan dari jahe yaitu sirup jahe, serbuk jahe, wedang, dan lain-lain.

Menariknya, berbagai produksi itu turut memberdayakan masyarakat lanjut usia (lansia). "Lansia-lansia ini juga banyak yang bekerja untuk melakukan pengupasan kolang-kaling. Ada yang memetik cabai," kata Dwi.

Selain pemberdayaan, lansia juga diperhatikan kesehatannya melalui Posyandu khusus lansia yang antara lain menyediakan cek kesehatan gratis. Ia berharap ke depan lansia lebih diberdayakan melalui sekolah lansia.

Program Cegah Stunting

Di sisi lain, Kelurahan Jatirejo juga berhasil dalam pengentasan stunting. "Berkat pembinaan dan pemberdayaan yang didampingi Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Kota Semarang, kami bisa seperti ini. Stunting di Jatirejo (sekarang) nol. Pada 2022 ada 4," ungkapnya.

Ia menyebut beberapa program yang dijalankan Kampung KB Jatirejo untuk mencegah dan menangani stunting. Misalnya ketersediaan tim pendamping keluarga (TPK) untuk calon pengantin, ibu hamil, sampai melahirkan. Kelurahan juga rutin membagikan telur kalau ada balita rawan stunting.

Salah satu program utamanya adalah penerapan Dahsyat (Dapur Sehat Atasi Stunting) yang digagas Kemendukbangga/BKKBN. Dahsyat bukanlah pemberian makanan, melainkan program untuk mengatasi stunting dengan cara memberikan edukasi perihal menu sehat untuk anak terutama di 1.000 hari pertama kehidupan (HPK).

Melalui program ini, para kader akan mengedukasi dengan memasak bersama-sama para ibu yang punya baduta dan balita. Kegiatan ini juga melibatkan ahli nutrisi.

Para ibu akan dijelaskan soal kandungan gizi, bahan baku, cara memasak, yang selanjutnya bisa dipraktikkan di rumah masing-masing. Mereka akan diberikan buku panduan yang akan diperbaharui sebulan sekali.

"Yang diutamakan di menu Dahsyat untuk baduta terutama untuk risiko stunting itu proteinnya. Misalnya sop ayam, sop ikan. Di 1.000 HPK memang diutamakan protein. Sayuran itu hanya untuk pengenalan. Diutamakan juga yang lemaknya tinggi karena kebutuhan lemaknya masih tinggi," jelas ahli nutrisi dari Undip yang mendampingi.

Deputi Bidang Pengendalian Penduduk Kemendukbangga/BKKBN Bonivasius Prasetya Ichtiarto yang turut hadir dalam kunjungan menjelaskan, menu Dahsyat ini dikompilasikan dengan program Kampung KB.

"Sekarang dari 85 ribu desa/kelurahan, sudah sekitar 72 ribu (Kampung KB). Dari 72 ribu itu kurang lebih separuhnya sudah ada Pokja Dahsyat, sekitar 40-an ribu. Kalau memang ini berhasil akan kita perluas lagi untuk seluruh desa/kelurahan," kata Boni.

"Karena memang terbukti mengurangi stunting. Ini bukan pemberian makanan, tapi mengubah perilaku, membuat mereka jadi pintar memasak. Nanti kita padukan dengan MBG untuk ibu hamil dan balita. Jadi selain diberikan makanan tapi diajari juga. Kalaupun MBG tidak bisa seterusnya, mereka sudah belajar," imbuhnya.

Daycare Rumah Pelita

Pada kesempatan berbeda, Subkor Perencanaan Sosial Bapeda Kota Semarang Johanes Adhi Nugroho menyebut salah satu program unggulan Pemerintah Kota Semarang terkait penurunan stunting yakni Daycare Rumah Pelita. "Ini tempat penitipan anak khusus stunting," katanya.

Di Rumah Pelita disediakan pemenuhan asupan gizi, stimulasi tumbuh kembang, perbaikan pola asuh, penerapan tidur siang, pemeriksaan kesehatan, dan kelas parenting.

Kegiatan harian di daycare ini melibatkan tenaga kesehatan seperti dokter, bidan, dan ahli nutrisi. Saat ini Daycare Rumah Pelita ada di 11 lokasi di Kota Semarang. Program itu juga direplikasi melalui layanan Weekcare di 39 puskesmas setempat. Johanes menyebut program-program itu berhasil menurunkan prevalensi stunting yang pada 2024 ada di angka 11,2%. (H-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |