BNPB Ingatkan Waspada Bencana Hidrometeorologi di Masa Peralihan Musim

1 week ago 19
BNPB Ingatkan Waspada Bencana Hidrometeorologi di Masa Peralihan Musim Foto udara warga menggunakan perahu untuk melintasi kawasan permukiman yang terendam banjir di Pelayangan, Jambi, Senin (17/3)(Antara)

MEMASUKI masa pancaroba atau peralihan musim dari hujan ke kemarau, sejumlah wilayah di Indonesia kembali diterpa bencana hidrometeorologi basah. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat terjadinya banjir di beberapa daerah di Pulau Jawa dan Kalimantan, akibat hujan deras yang melanda pada awal April 2025.

“Memasuki peralihan musim yang diperkirakan dimulai awal bulan ini, BNPB mengimbau masyarakat untuk selalu waspada akan potensi bencana,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan resminya, Kamis (10/4).

Di Jawa Tengah, hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi terjadi pada Selasa (8/4) dan menyebabkan banjir di Kabupaten Temanggung serta Kota Surakarta. Di Kabupaten Temanggung, hujan deras mengakibatkan saluran irigasi meluap dan menggenangi permukiman warga di Desa Kebonagung, Gambasan, dan Jetis, Kecamatan Selopampang.

Sebanyak 26 kepala keluarga atau 89 jiwa terdampak, dengan 27 unit rumah terendam serta akses jalan Kranggan-Pringsurat sepanjang satu kilometer ikut terdampak. Meski banjir telah surut pada Kamis (10/4), pemerintah daerah bersama warga masih terus melakukan pembersihan material lumpur. Sementara itu, di Kota Surakarta, banjir terjadi di Kecamatan Banjarsari dan Laweyan.

“Genangan air setinggi 40 hingga 70 sentimeter berdampak pada sedikitnya 125 unit rumah warga, satu fasilitas ibadah, dan tiga akses jalan,” ungkap Abdul Muhari. 

Penanganan dilakukan dengan pompanisasi menggunakan empat pompa milik BBWS dan dua pompa alkon dari BPBD Kota Surakarta. Saat ini, banjir di wilayah tersebut telah surut.

Hujan deras juga melanda Pulau Kalimantan. Di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, aliran Sungai Miyango meluap pada Rabu (9/4) dan menggenangi rumah warga di Desa Karang Jinawi, Kecamatan Sepaku. Sebanyak 139 kepala keluarga atau 395 jiwa terdampak. Meski air sudah surut di kawasan permukiman, jalan poros di wilayah tersebut masih tergenang hingga Kamis (10/4).

Di Kalimantan Tengah, banjir lebih luas terjadi akibat luapan beberapa sungai seperti Sungai Gula, Sungai Kohong, Sungai Tuhup, dan Sungai Laung. “Kejadian ini berdampak pada 194 KK atau 320 jiwa di Kecamatan Permata Intan, Laung Tuhup, dan Barito Tuhup Raya,” ujar Abdul.

Kerugian material sementara mencakup 180 unit rumah, dua fasilitas ibadah, dan satu fasilitas pendidikan. Ketinggian air di lokasi ini bervariasi antara 35 hingga 150 sentimeter dan hingga kini belum menunjukkan tanda-tanda surut. BNPB mengingatkan masyarakat bahwa masa pancaroba kerap ditandai dengan cuaca ekstrem, termasuk hujan lebat berdurasi singkat, petir, angin kencang, hingga potensi angin puting beliung dan hujan es. 

“Selalu perhatikan prakiraan cuaca harian dan siapkan tas siaga bencana di rumah masing-masing,” imbau Abdul Muhari.

BNPB terus memantau perkembangan di wilayah terdampak dan bekerja sama dengan BPBD setempat dalam penanganan darurat dan pemulihan pascabencana.(M-2) 

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |