
JAPANESE Encephalitis (JE) merupakan penyakit radang otak yang disebabkan oleh virus JE yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Culex. Dokter spesialis anak RSUD Pandega Pangandaran dr Ade Habibi JE mengatakan biasanya penularan JE meningkat pada musim hujan dan masa prapanen di wilayah tropis dan subtropis.
“16%-30% kasus JE dapat menyebabkan kematian. Kematian tertinggi dapat terjadi pada anak dengan usia di bawah 15 tahun,” katanya dikutip dari laman Facebook RSUD Pandega Pangandaran, Selasa (17/6).
Virus JE sendiri disebut penyebab utama penyakit ensefalitis di Asia. Ensefalitis adalah peradangan pada otak, biasanya disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau reaksi autoimun.
Jenis nyamuk Culex yang menjadi vektor penyebar virus JE ini biasanya ditemukan di sekitar rumah, area persawahan, kolam, selokan, area irigasi dan genangan air.
Penularan penyakit JE antara lain terjadi melalui gigitan nyamuk Culex yang sudah terinfeksi virus JE, ataupun melalui hewan seperti babi, kerbau, dan beberapa jenis burung yang menjadi inang untuk virus JE. Gejala penyakit JE tidak khas dan dapat menyerupai penyakit lainnya.
Berikut gejala awal JE yang dapat muncul pada pasien seperti disampaikan RSUD Pandega Pangandaran.
- Demam (biasanya demam tinggi)
- Sakit kepala (biasanya sakit kepala berat)
- Kaku duduk dan merasa berat pada tengkuk
- Tampak mengantuk dan sulit dibangunkan
- Kejang
- Adanya gangguan bicara, berjalan, dan gangguan koordinasi
- Gejala tidak khas lainnya seperti diare, muntah, pegal linu
Cara mencegah penyakit JE
- Hindari gigitan nyamuk. Lakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Pengaturan aliran air di lingkungan pemukiman hingga di tempat pemeliharaan ternak
- Plus+. Pelihara ikan pemakan jentik nyamuk, gunakan obat antinyamuk, pasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi, tidak menggantung pakaian di dalam kamar, gunakan larvasida pada penampungan air yang sulit dikuras.
- Lakukan imunisasi JE pada anak. Imunisasi diberikan pada anak usia 9 bulan ke atas