Berawal Suara Telinga Berdenging, Gejala Stroke Klasik Bisa Muncul pada Anak Muda

9 hours ago 3
Berawal Suara Telinga Berdenging, Gejala Stroke Klasik Bisa Muncul pada Anak Muda Aubrey Hasley bersama sang ayah.(Dok. Aubrey Hasley via Today.com)

MAHASISWA pascasarjana yang mempelajari terapi okupasi di Universitas Elmhurst di Illinois, Amerika Serikat, Aubrey Hasley, 23, terbangun suatu pagi karena suara aneh seperti telinga berdenging. Sempat dianggap sepele, ternyata gejala itu merupakan tanda awal stroke yang kemudian ia alami.
 
"Kedengarannya seperti saat meletakkan mikrofon terlalu dekat dengan pengeras suara, suaranya sangat keras di kepala," kata Hasley dikutip dari The Post pada Jumat (23/5).

Pada awalnya, suara denging beberapa detik itu dikira hanya migrain atau vertigo sehingga tidak perlu dikhawatirkan dan hanya beristirahat total.

Namun, sebagai seseorang yang bekerja paruh waktu di rumah sakit, ia juga menyadari bahwa ia mengalami beberapa gejala stroke klasik. Badannya pun tidak terkoordinasi. Tetap saja, dia tidak ingin terburu-buru ke UGD dan menganggap gejala stroke itu tidak terjadi pada anak muda.

Begitu dibawa ke Rumah Sakit Komunitas Endeavor Health Northwest gejalanya semakin parah, wajahnya menjadi murung dan bicaranya mulai tidak jelas. Hasley mengaku ia harus memejamkan mata, jika tidak ia merasa mual hingga ia tidak bisa berjalan.

"Dan itulah yang mereka katakan kepada saya bahwa itu adalah stroke," ucap Hasley.

Akhirnya Hasley menjalani trombektomi untuk mengangkat bekuan darah di otaknya. Operasi itu dilakukan oleh Mohammad Anadani, Kepala Layanan Neuroendovascular untuk Endeavor Health Neurosciences Institute.

Dalam kasus yang dialami Hasley, hal itu mungkin terjadi karena ia memiliki foramen ovale paten (PFO), atau lubang di jantungnya, yang kemungkinan besar menyebabkan stroke yang dialaminya dengan membiarkan gumpalan darah melewati paru-paru dan mengalir ke otak.

Hasley juga mengonsumsi kontrasepsi oral, yang diketahui dapat meningkatkan risiko stroke. Penelitian terkini juga menemukan bahwa faktor risiko yang paling umum untuk stroke adalah migrain seperti yang dialami Aubrey.

“Semakin saya mencermatinya, sepertinya migrain jenis ini umum terjadi pada orang yang mengalami PFO,” kata Anadani.
 
"Namun, kondisi ini biasanya tidak menimbulkan banyak masalah hingga di kemudian hari. Jadi, sebagian besar orang menjalani hidup tanpa mengetahui bahwa mereka mengidapnya," pungkasnya. (H-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |