
PEMERINTAH Kota Banjarmasin mendatangkan Profesor Kenta Kishi seorang ahli perencenaan dan tata kota guna membantu menangani permasalahan perkotaan yang dihadapi. Kota Banjarmasin saat ini menghadapi berbagai persoalan krusial terkait tata ruang dan lingkungan, termasuk kondisi darurat sampah.
“Kemarin kita telah melakukan pertemuan secara langsung dengan Profesor Kenta ahli tata kota dari Jepang setelah sebelumnya kami berdiskusi secara online. Tujuannya untuk mendapatkan masukan mengenai perencanaan tata kota Banjarmasin,” kata Wakil Wali Kota Banjarmasin, Ananda, Selasa (25/2).
Ada berbagai permasalahan yang dihadapi kota berjuluk Kota Seribu Sungai saat ini yaitu urban planning yang perlu pembenahan dan dampaknya pada lingkungan. "Kenapa kita sering mengalami banjir dan kebakaran. Ini semua berkaitan dengan tata kota yang harus diperbaiki,” ujarnya.
Lebih jauh dikatakan Ananda, salah satu persoalan yang perlu penanganan segara adalah kondisi darurat sampah dihadapi Kota Banjarmasin, pasca penutupan TPAS Basirih oleh Kementerian Lingkungan Hidup sejak awal Februari 2025 lalu. Terkait hal ini Pemko Banjarmasin menggelar rapat koordinasi penanganan TPS liar yang berlangsung di Aula Kayuh Baimbai, Senin (24/2).
"Prioritas utama yang harus segera ditangani adalah TPS liar atau ilegal serta TPS yang mengalami overload di sejumlah titik di Banjarmasin," kata Ananda. Sedangkan penanganan darurat sampah jangka panjang, pihaknya akan menerapkan sistem pemilahan sampah untuk mengurangi volume sampah yang masuk ke TPS.
Kota Banjarmasin setiap harinya menghasilkan 650-700 ton sampah. Pasca penutupan TPAS Basirih volume sampah yang bisa terangkut ke TPA Regional Kalsel hanya 30%, sehingga terjadi penumpukan sampah yang menyebabkan banyak TPS mengalami overload dan munculnya TPS liar. (H-1)