
DOKTER Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal dan Hipertensi Tunggul D Situmorang mengatakan banyak penderita penyakit ginjal kronis (PGK) baru mengetahui kondisi mereka saat ginjal telah mengalami kerusakan serius.
"Banyak pasien yang baru mengetahui kondisi mereka ketika ginjalnya sudah mengalami kerusakan signifikan (tahap 4-5). Padahal jika dideteksi dan ditangani lebih awal, risiko progresif ke gagal ginjal bisa dikurangi," ujar Tunggul, dikutip Selasa (18/3).
Ia menambahkan, sebanyak 80% kasus PGK sebenarnya dapat dicegah atau diperlambat dengan penanganan awal yang tepat.
"Dengan kesadaran mengenai deteksi dini kesehatan ginjal serta secara sederhana dapat dilakukan secara sederhana melakukan pemeriksaan UACR dan darah yakni ureum, kreatinin," ujarnya.
Sebab, menurutnya, masih ada pasien diabetes tipe 2 yang belum sadar memelihara kesehatan ginjal dan apa yang perlu dilakukan bisa fungsi ginjal mengalami penurunan.
Ia mengatakan pemeriksaan UACR dan darah menjadi upaya deteksi awal PGK secara dini sehingga dapat dilakukan intervensi medis secara tepat.
Dalam paparannya, penyakit ginjal merupakan keadaan ginjal yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya yang dapat bersifat akut dan kronik.
Penyakit ginjal juga terjadi karena aliran darah ke ginjal berkurang sehingga ginjal kurang oksigen dan rusak.
Jaringan ginjal rusak karena infeksi, obat-obatan dan zat kimia. Pada kondisi ini, urine pun menjadi terhambat karena tumor atau batu saluran kemih.
Adapun komplikasi penyakit ginjal kronis yang terjadi meliputi hipertensi, anemia, retensi garam dan air, penyakit kardiovaskular, gangguan mineral dan tulang, sirosis metabolik dan gangguan elektrolit dan sindrom uremia, yakni kondisi kadar urea dalam darah sangat tinggi sehingga menjadi racun dalam tubuh. (Ant/Z-1)