
KETUA Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Cabang Jakarta Barat Eko Fibryanto mengatakan bahwa masalah nyeri gigi karena sensitif atau berlubang bisa muncul bersamaan dan dampaknya bisa menurunkan kualitas hidup jika dibiarkan.
Eko, dalam sebuah kegiatan edukasi kesehatan gigi, Kamis (24/7), menjelaskan bahwa permasalahan gigi dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan, mulai dari fungsi sehari-hari, interaksi sosial, hingga kondisi emosional.
"Coba bayangkan kita bekerja lagi butuh konsentrasi tiba-tiba ngilunya datang menyerang. Kadang-kadang bisa nyeri sampai ke kepala,
lumayan mengganggu," ujar Eko.
Pembiaran bisa berpotensi menyebabkan pembengkakan gusi atau lubang semakin besar, dan pada akhirnya, kemungkinan terburuk adalah gigi harus dicabut.
Eko menyebut kebiasaan menyikat gigi sebagai pemicu utama masalah pada gigi.
Untuk pencegahan, Eko menyarankan penggunaan pasta gigi yang mengandung sodium fluorida atau senyawa kimia natrium fluorida (NaF) untuk mencegah gigi berlubang.
Selain itu, ia menekankan pentingnya pasta gigi yang juga dilengkapi potassium nitrate untuk masalah gigi sensitif.
"Karena kandungan potassium itu mampu menenangkan syaraf dan juga memblokir rasa sakit," kata Eko.
Eko mengatakan bahwa berdasarkan data menunjukkan 67,6% individu di Indonesia yang mengalami masalah gigi berlubang juga mengalami permasalahan gigi sensitif.
Oleh karena itu, ia mengatakan penting sekali untuk menjaga kesehatan gigi baik dari kondisi berlubang maupun sensitif.
"Lubangnya kecil lama-lama mulai merasa ngilu-ngilu, masuk makanan. Akhirnya kalau enggak dilakukan perawatan, apa yang terjadi? Ya
sakit gigi. Biasanya kalau sudah sakit gigi, malam mau tidur aja sudah gelisah," pungkas Eko. (Ant/Z-1)