
MENTERI Perdagangan Howard Lutnick mengatakan ia memperkirakan Amerika Serikat akan memberlakukan tarif terhadap Kanada dan Meksiko pada Selasa (4/3). Namun situasinya masih “dinamis” dan Presiden Donald Trump akan menentukan besaran tarifnya.
"Akan ada tarif pada hari Selasa untuk Meksiko dan Kanada," kata Lutnick kepada Maria Bartiromo dari Fox News dalam program "Sunday Morning Futures." "Tepatnya berapa besarannya, kami akan menyerahkannya kepada presiden dan timnya untuk bernegosiasi."
Tarif yang diusulkan Trump pada Februari mencakup bea masuk 25% untuk semua impor dari Meksiko dan sebagian besar dari Kanada (produk energi dikenakan tarif 10%), serta tarif baru sebesar 10% untuk barang-barang dari Tiongkok. Tarif untuk Kanada dan Meksiko ditunda selama sebulan, tetapi Trump tetap memberlakukan tarif 10% secara menyeluruh pada produk-produk Tiongkok.
Lutnick juga mengindikasikan tambahan tarif 10% untuk impor Tiongkok masih menjadi kemungkinan pada Selasa.
Para ekonom memperkirakan tarif terhadap tiga mitra dagang utama Amerika akan membuat barang-barang seperti sepatu, elektronik, bahan makanan, dan kendaraan menjadi lebih mahal. Tarif ini dapat merugikan konsumen dan bisnis Amerika yang, meskipun inflasi mulai mereda, masih merasakan dampak dari inflasi jangka panjang.
Menteri Keuangan Scott Bessent mengatakan kepada Margaret Brennan dari CBS News bahwa Meksiko telah menawarkan untuk mencocokkan tarif Amerika Serikat terhadap Tiongkok. Jika Kanada melakukan hal yang sama, "itu akan menjadi awal yang sangat baik."
Meksiko dan Kanada dapat memberlakukan tarif semacam itu "pada Selasa, atau mungkin tembok tarif akan naik, dan kita lihat apa yang terjadi selanjutnya," kata Bessent dalam program "Face the Nation."
Bessent mengatakan Departemen Keuangan akan menunjuk seorang "pengawas keterjangkauan" untuk menangani tekanan inflasi yang terus berlanjut. Ia mengatakan pengawas ini akan "memilih lima hingga delapan sektor di mana pemerintahan ini dapat membuat perbedaan bagi warga kelas pekerja Amerika." Ia juga mengusulkan pembentukan "dewan keterjangkauan."
Bessent menyatakan rakyat Amerika tidak perlu khawatir dengan kenaikan harga karena tarif tidak mempengaruhi harga barang selama pemerintahan pertama Trump. Namun, analisis data pemerintah pada Januari 2020 oleh koalisi perdagangan bebas Tariffs Hurt the Heartland menunjukkan perusahaan-perusahaan AS membayar tambahan US$46 miliar lebih banyak dalam tarif dibandingkan jika tidak ada kebijakan tarif Trump.
"Ini adalah pendekatan menyeluruh. Akan ada tarif, akan ada pemangkasan regulasi, akan ada energi yang lebih murah," kata Bessent. "Saya memperkirakan inflasi akan terus menurun sepanjang tahun ini." (CNN/Z-2)