Apple Kena Dampak Tarif Impor, Produksi iPhone Pindah ke India Meski Penjualan Tetap Naik

11 hours ago 5
Apple Kena Dampak Tarif Impor, Produksi iPhone Pindah ke India Meski Penjualan Tetap Naik Ilustrasi(Media Sosial X)

APPLE mengungkapkan biaya operasional mereka mengalami peningkatan US$900 juta karena bea masuk barang-barang yang datang ke Amerika Serikat (AS). Meski Presiden Donald Trump memutuskan mengecualikan produk elektronik utama dari tarif impor baru.

Perkiraan dari produsen iPhone ini muncul di tengah upaya perusahaan-perusahaan untuk menyesuaikan diri dengan strategi tarif Trump. Apple menyatakan mereka mengalihkan produksi iPhone untuk pasar Amerika dari Tiongkok, yang menghadapi tarif tertinggi.

Mayoritas iPhone yang dijual di AS dalam beberapa bulan mendatang akan diproduksi di India, kata Apple. Saat ini, gejolak tersebut belum berdampak pada penjualan Apple.

Perusahaan melaporkan pendapatan dalam tiga bulan pertama tahun ini meningkat 5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, menjadi US$95,4 miliar.

Amazon, raksasa teknologi lain yang hasil keuangannya juga diawasi untuk melihat dampak tarif, juga menyatakan penjualannya tetap stabil, meningkat 8% secara tahunan dalam bisnis e-commerce Amerika Utara pada kuartal terakhir.

Amazon juga memperkirakan pertumbuhan serupa dalam beberapa bulan mendatang.

"Jelas tidak ada satu pun dari kita yang tahu pasti di mana tarif akan berakhir atau kapan," kata CEO Amazon, Andy Jassy, sambil mencatat bahwa perusahaannya telah mampu bangkit dari masa-masa penuh gangguan – seperti pandemi – menjadi lebih kuat dari sebelumnya.

"Kami sering kali mampu menghadapi kondisi sulit lebih baik daripada yang lain," katanya. "Saya optimistis hal itu bisa terjadi lagi."

Diproduksi di India

Saham Apple sempat anjlok setelah Trump mengumumkan pemerintahannya akan memberlakukan “tarif timbal balik” pada produk-produk impor ke AS, dengan tujuan mendorong perusahaan untuk lebih banyak memproduksi di dalam negeri. Trump menyatakan harapannya agar produk Apple khususnya diproduksi di Amerika Serikat.

Namun pemerintahannya menghadapi tekanan besar untuk melunakkan rencana tersebut. Tak lama setelah tarif diberlakukan, diumumkan bahwa beberapa perangkat elektronik, termasuk ponsel dan komputer, akan dikecualikan.

Dalam percakapan dengan investor mengenai kinerja kuartalan perusahaan, CEO Apple Tim Cook tampak ingin menyoroti investasi Apple di AS, dengan membuka pernyataan bahwa perusahaan berencana menanamkan dana US$500 miliar di berbagai negara bagian dalam empat tahun ke depan.

Namun Apple sudah mengalihkan rantai pasokan untuk produk tujuan AS dari Tiongkok, India dan Vietnam justru menjadi pihak yang paling diuntungkan, bukan AS.

Cook mengatakan perusahaan berharap mayoritas iPhone yang ditujukan untuk pasar AS akan diproduksi di India pada akhir Juni. Hampir semua produksi iPad, Mac, Apple Watch, dan AirPods akan dipindahkan ke Vietnam.

"Kami memperkirakan mayoritas iPhone yang dijual di AS akan berasal dari India," kata Cook, merujuk pada periode perdagangan tiga bulan ke depan.

Ia juga menyebut Vietnam akan menjadi negara asal "untuk hampir semua produk iPad, Mac, Apple Watch, dan AirPods yang dijual di AS". Tiongkok akan tetap menjadi negara asal untuk sebagian besar produk yang dijual di luar AS, tambahnya.

Posisi Baru

Meski demikian, pergeseran rantai pasokan iPhone ke India dinilai “mengagumkan”  Patrick Moorhead, CEO Moor Insights & Strategy. "Ini adalah perubahan besar dari apa yang [Cook] katakan beberapa tahun lalu saat dia menyatakan hanya Tiongkok yang bisa memproduksi iPhone," kata Moorhead.

"Masih banyak kemajuan yang harus ditunjukkan Apple di sini, tapi ini adalah awal yang cukup baik," tambahnya.

Amazon juga memposisikan ulang dirinya untuk meningkatkan ketahanan menghadapi tarif. Perusahaan mengatakan sedang memastikan keragaman penjual dan Jassy merasa perusahaan berada dalam posisi kuat untuk menghadapi bulan-bulan mendatang, merujuk pada skala perusahaan dan perannya dalam memasok kebutuhan pokok sehari-hari.

Untuk saat ini, penjualan belum terdampak oleh kekacauan tarif. Bahkan, para eksekutif mengatakan bisnis mungkin justru diuntungkan dari beberapa pelanggan yang mulai menimbun barang.

Secara keseluruhan, penjualan melonjak 9% menjadi US$155,7 miliar dalam tiga bulan pertama 2025 dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sementara laba melonjak lebih dari 60% secara tahunan menjadi sekitar US$17 miliar. (BBC/Z-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |