
TIDAK ada seorang pun di bumi ini yang pernah mendengar suara auman dinosaurus. Namun hal itu tak menghentikan para ilmuwan dan pembuat film untuk bertanya-tanya: seperti apa sebenarnya suara dinosaurus?
Jawaban paling terkenal mungkin datang dari film Jurassic Park, yang menampilkan suara auman dinosaurus seperti suara yang menyeramkan.
Tapi suara ini kemungkinan besar tidak realistis. Dinosaurus memang tergolong reptil, namun saat tim suara Jurassic Park menciptakan auman mereka, sumber suaranya justru berasal dari mamalia seperti harimau, singa, koala, keledai, lumba-lumba, hingga gajah.
Tidak ada dasar ilmiah yang mendukung bahwa T. rex bersuara seperti keledai. Para pembuat film lebih berusaha menciptakan kesan "kehadiran" dinosaurus yang menggetarkan.
Gary Rydstrom, desainer suara Jurassic Park, bahkan pernah menanggapi kritik dari ilmuwan dengan tertawa sambil berkata, “Itu kan cuma film.”
Mengetahui suara asli dinosaurus memang tantangan yang hampir mustahil. Pasalnya, struktur pembentuk suara seperti otot dan tulang rawan umumnya tidak membatu dan sulit ditemukan dalam fosil.
“Sebagian besar organ penghasil suara adalah jaringan lunak atau jaringan keras yang tidak terlalu kuat,” ujar paleontolog Michael Habib dalam podcast sains Unexplainable milik Vox.
Meski begitu, para ilmuwan tetap menganggap pertanyaan ini penting. Mengetahui seperti apa suara dinosaurus dapat membantu kita memahami dunia tempat mereka hidup, sekaligus perilaku mereka.
Petunjuk awal bisa dilihat dari bentuk kerangka dinosaurus. Salah satu spesies bernama parasaurolophus (karakter Ducky dalam film The Land Before Time) memiliki rongga panjang di tengkoraknya, yang memungkinkan ilmuwan memperkirakan frekuensi suara yang bisa beresonansi di dalam kepalanya. Tapi bentuk ini belum memberi tahu kita bagaimana suara asli dinosaurus itu sendiri.
Namun harapan belum sepenuhnya hilang. Untuk membayangkan seperti apa suara dinosaurus, para ilmuwan melihat ke kerabat terdekat mereka yang masih hidup.
Buaya Menghasilkan Suara Gemuruh Rendah Mungkin T. rex Juga Begitu
Kerabat dekat dinosaurus seperti buaya (buaya, aligator, kaiman) punya nenek moyang yang sama dengan dinosaurus sekitar 250 juta tahun lalu.
Di film Jurassic Park, kita melihat T. rex mengaum dengan mulut terbuka lebar. Tapi jika T. rex lebih mirip dengan buaya, maka kemungkinan besar suaranya adalah gemuruh rendah dengan mulut tertutup.
“Buaya bisa bergemuruh begitu kuat hingga menciptakan riak air di sekelilingnya,” kata Habib. “Seolah-olah mereka mengguncang kolam tempat mereka berada,” lanjutnya.
Semakin besar ukuran tubuh hewan, umumnya semakin rendah pula suara yang dihasilkannya. Bayangkan dinosaurus raksasa yang jauh lebih besar dari buaya biasa bisa jadi suara yang mereka hasilkan adalah gemuruh berat dan dalam.
Paleontolog Julia Clarke pernah mendemonstrasikan ini dengan BBC, memodifikasi suara aligator menjadi sangat rendah untuk mensimulasikan suara T. rex.
Semakin rendah frekuensi suara, kita memasuki wilayah infrasound gelombang suara yang terlalu pelan untuk didengar manusia, seperti infrared yang tak bisa terlihat oleh mata.
Jadi, jika dinosaurus benar-benar mengeluarkan suara seperti buaya super rendah, mungkin suara mereka lebih bisa “dirasakan” ketimbang didengar, membuat dada dan kaki manusia ikut bergetar. Mengerikan!
Burung: Kerabat Terdekat Dinosaurus yang Bisa Bernyanyi
Buaya memang kerabat yang bagus untuk jadi acuan, tapi burung sebenarnya adalah keturunan langsung dinosaurus.
“Saya suka meletakkan ayam panggang di meja presentasi,” ujar Clarke. “Karena struktur tubuh ayam bisa dilihat juga dalam fosil dinosaurus,” tambahnya.
Burung memiliki organ suara unik bernama syrinx, yang letaknya jauh di dada dekat jantung. Syrinx bisa menghasilkan suara lebih efisien daripada larynx (organ suara di tenggorokan yang dimiliki sebagian besar vertebrata), dan bahkan memiliki dua saluran.
Artinya, burung bisa mengeluarkan dua nada sekaligus mereka bisa “duet dengan dirinya sendiri.”
Namun, jika burung adalah dinosaurus versi mini, kenapa masih perlu mempertimbangkan suara ala buaya?
Masalahnya, ilmuwan belum tahu pasti kapan syrinx pertama kali muncul. Clarke pernah menemukan fosil syrinx dari 67 juta tahun lalu setahun sebelum dinosaurus besar punah namun fosil itu berasal dari kerabat bebek kuno, bukan dinosaurus raksasa. Syrinx adalah jaringan lunak, jadi amat jarang bisa ditemukan dalam fosil.
Tapi kemungkinan syrinx sudah ada sejak jauh lebih lama tetap terbuka. Mungkin fosil syrinx lainnya masih menunggu ditemukan.
Dinosaurus Bisa Bernyanyi Duet?
Jika nantinya ditemukan bukti bahwa dinosaurus punya syrinx, ini membuka kemungkinan suara mereka jauh lebih beragam. Mereka bisa terdengar seperti burung besar tak bisa terbang seperti burung unta atau emu yang mampu bersiul, menggeram, hingga mengeluarkan bunyi "klik" dari tenggorokan.
Semakin besar ukuran dinosaurus, kemungkinan suara mereka juga semakin aneh. Habib menyebutkan kemungkinan suara seperti “tuba honk” atau "bunyi dentuman tuba besar". Ia mendemonstrasikan suara itu lewat telepon: “Bruhhhhhm, bruhhhhhm, bruhhhhhm.”
Tapi itu belum seberapa. Jika dinosaurus punya syrinx, mereka bisa mengeluarkan dua suara sekaligus. Bayangkan dua tuba yang memainkan nada berbeda dengan volume maksimal seperti gemuruh perang.
Mereka mungkin menggabungkan suara dengan mulut terbuka ala burung dan suara mulut tertutup ala buaya. Misalnya: pertama mereka mengeluarkan suara gemuruh dengan mulut tertutup, lalu saat tubuhmu masih bergetar, mereka membuka mulut dan menyemburkan dua nada rendah sekaligus. Mengerikan sekaligus menakjubkan.
Namun Habib mengingatkan, ini semua masih spekulatif. Ia menuturkan bahwa perkiraan paling konservatif adalah menggunakan suara ala buaya.
“Tapi kemungkinan terbaik mungkin adalah kombinasi dari semuanya,” lanjutnya.
Dalam episode terbaru Unexplainable, desainer suara Vox, Cristian Ayala, mencoba membuat suara T. rex versi ilmiah berdasarkan percakapan ini. Ia memulai dari suara ayam, diturunkan nadanya, lalu ditambah suara burung sandpiper dan burung merpati milik produser Mandy Nguyen. Lalu dicampur dengan elemen suara tuba, burung unta, emu, dan aligator.
Apakah ini suara asli T. rex? Tak ada yang tahu pasti.
Namun, kemungkinan besar suara ini jauh lebih mendekati kenyataan daripada yang ada di Jurassic Park. Para ilmuwan menekankan bahwa eksperimen suara ini bukan sekadar trivia belaka.
Suara penting karena menunjukkan bagaimana hewan prasejarah berkomunikasi, bergerak, dan hidup. Kita mungkin tidak akan pernah tahu seperti apa persisnya suara dunia purba, tapi dengan mencoba merekonstruksinya, kita bisa sedikit lebih dekat membayangkannya.
Sumber: vox.com