
KEBERADAAN Universitas Syiah Kuala (USK) terus diharapkan perannya dalam pembangunan di Provinsi Aceh dan semakin dilirik pihak luar. Ini karena lembaga pendidikan tinggi negeri kelahiran 2 September 1961 atau tertua di Aceh tersebut dianggap semakin terbuka dan berkeinginan menyumbangkan berbagai sumberdaya yang ada untuk kemajuan dunia.
Berawal dari hal tersebut, Bupati Simeulue, Muhammad Nasrun Mikaris bersama Sekda Dodi Juliardi Bas, Selasa (29/4) berkunjung ke USK. Muhammad Nasrun melakukan pertemuan dan menyampaikan curahan hati kepada Rektor USK, Marwan yang didampingi Wakil Rektor serta beberapa jajarannya.
Muhammad Nasrun ingin keterlibatan USK guna membangun kabupaten terpencil dan terluar di tengah Samudera Hindia itu. Nasrun dengan rendah hati berterus terang membutuhkan dukungan besar USK terkait pendidikan putra-putri asal Simeulue dan pembangunan ekonomi.
"Untuk ekonomi dan pembangunan, saya kira USK diperhitungkan. Kami berharap USK ikut membantu membangun Simeulue. Ada tiga curhat kami" kata lelaki yang akrab dipanggil Monas, kelahiran Desa Sigulai, Kecamatan Simeulue Barat, 23 April 1968 itu.
Monas yang juga alumnus Fakultas Hukum USK itu, meminta kepada Rektor Marwan supaya calon mahasiswa dari Simeulue yang terkendala daftar ulang sebab terkendala pembayaran UKT (Uang Kuliah Tunggal) terasa berat, supaya diberi waktu sejenak. Pemkab Simeulue di bawah kepemimpinannya akan mencarikan jalan, sesuai batas kesanggupan daerah.
Kedua, terkait di USK ada Program Dana Hibah MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka). Pihaknya memohon agar dibukakan jalan untuk MBKM di Simeulue dan Pemkab Simeulue siap membantu.
"Ketiga, terkait visi misi saya terkait blue ekonomi. Mohon asistensi USK, tanpa melupakan green ekonomi. Termasuk program apapun yang bisa mendukung. Kami juga mohon dibantu, semoga Simeulue menjadi kabupaten ke-18 untuk nilam," harap Nasrun yang juga mantan Penyidik Madya BNN (Badan Narlotika Nasional) tersebut.
Rektor USK Marwan, kepada Media Indonesia, Kamis (1/5) mengatakan, menyambut baik dan siap berkontribusi untuk Simeulue. Di antaranya adalah memaksimalkan program Kampus Berdampak. "Kami sangat senang, bila bisa mewujudkan harapan Simeulue yang lebih baik," terang Marwan.
Dikatakan Marwan, sekarang ada sekitar 248 mahasiswa asal Simeulue di USK. Mereka mendapat beasiswa dari berbagai jalur. Paling banyak didominasi dari beasiswa KIP Kuliah.
"Terkait MBKM, tidak hanya itu saja, ada beberapa program yang lain, semisal KKN Tematik. Kita fokuskan anak-anak ke daerah masing-masing. Salah satunya, seperti program literasi bekerjasama dengan Perpusnas. Ada juga program Kampus Mengajar," jelas Marwan, doktor kimia dari Birmingham University, Inggris itu.
Adapun terkait produksi minyak nilam, Marwan optimistis di Simeulue bisa digarap. Optimisme itu berdasarkan keberhasilan membudidayakan nilam di Pulau Weh, Sabang dan Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar.
"Kami mendukung cita-cita Pemkab Simeulue yang menggerakkan program Satu KK Satu Sarjana. MoU antara USK dengan Pemkab Simeulue sudah terjalin lama. Ini hanya perlu kita isi dengan program prioritas, yang sejalan dengan visi misi Simeulue," jelas Marwan. (E-2)